SERAYUNEWS– Musyawarah Cabang (Muscab) ke-3 Badan Pengurus Cabang (BPC) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kabupaten Cilacap memanas. Hujan interupsi mewarnai jalannya sidang pleno. Bahkan Steering Committee (SC) berikut pimpinan sidang meninggalkan forum tanpa ada kepastian.
Dari pantauan Serayunews, Muscab BPC HIPMI Cilacap yang digelar di Azana Asia Cilacap pada Senin (18/12/2023), suasana memanas sejak dimulainya Muscab dengan hujan interupsi. Sejumlah peserta menanyakan keabsahan pimpinan sidang hingga legalitas SC.
Tak hanya itu, persoalan berlanjut dengan kisruh terkait indikasi penjegalan dari salah satu calon ketum yang sebelumnya dianulir karena dinilai tidak mempunyai SK (surat keputusan). Hal ini menjadi syarat wajib termasuk diamini oleh pihak BPD HIPMI Jateng yang sempat komunikasi vidio conference dengan forum.
Namun, sejumlah peserta justru mempertanyakan soal tidak keluarnya SK calon ketum. Padahal calon ketum ini sudah lama menjadi anggota HIPMI Cilacap dengan kontribusi besar untuk organisasi tersebut.
Suasana semakin memanas, setelah Ketua SC Eni Kusumaningrum menyebut, bahwa aturan soal masa aktif keanggotaan aktif yang minimal 3 tahun.
“AD ART sudah jelas menyebut, minimal hanya 6 bulan saja. Anda paham tidak dengan AD/ART HIPMI,” tegas salah seorang peserta Muscab.
Menanggapi hal tersebut, akhirnya Ketum HIPMI Cilacap Husni Bawazir menyatakan, jika syarat waktu keanggotaan itu sesuai AD/ART minimal 6 bulan.
Kemudian forum sepakat dengan dua kandidat ketum yakni Sugeng alias Bram dari PT Putri harapan Keluarga dan Ema Masitoh owner Gubuk Kreasi Zamrud Khatulistiwa.
Namun ketika hendak dilangsungkan pemilihan, SC meminta diskorsing untuk konsolidasi selama 20 menit.
Namun hingga waktu skorsing lebih dari 5 jam belum ada kelanjutan, dan dikabarkan SC sudah pulang dan diikuti sejumlah peserta lain. Sebagian besar peserta masih mendesak agar Muscab ini diselesaikan dan menuntut tidak ada istilah deadlock.
“Urgensinya apa kok sampai deadlock. Ini demokrasi, kalau beda pilihan wajar, kalau beda persepsi itu bagian dari dinamika, bukan malah baperan,” ujar Rio Aditya salah seorang peserta.
Rio jug menilai, panitia dalam Muscab ini kurang bertanggung jawab karena membuat jalannya Muscab tersendat tanpa ada keputusan yang jelas. Bahkan hingga pukul 20.30 WIB Muscab tak kunjung dilanjutkan.