SERAYUNEWS-Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Provinsi Jawa Tengah menggelar Lokakarya Panen Hasil Belajar dengan melibatkan Calon Guru Penggerak angkatan 11 di Pendapa Wijayakusuma Cilacap, Sabtu (30/11/2024). Berbagai inovasi dipamerkan dalam lokakarya kali ini.
Adapun lokakarya 7 panen hasil belajar pendidikan guru penggerak angkatan 11 diikuti sebanyak 306 guru dengan menampilkan 62 stand yang memajang berbagai inovasi masing-masing kelompok guru penggerak. Pameran lokakarya ini dibuka oleh Pj Bupati Cilacap M Arief Irwanto.
Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Provinsi Jawa Tengah, Dyah Kurniasari menyampaikan, bahwa Cilacap mendapat porsi yang besara, karena sampai tahun 2024 ini sudah terdapat 900 lulusan guru penggerak dari angkatan 4 sampai angkatan 11.
“Tujuan kami melaksanakan pendidikan calon guru penggerak agar bisa melaksanakan pembelajaran diferensiasi yaitu pembelajaran yang berpusat pada murid. Jadi murid dianalisis dan menciptakan pembelajaran yang menyenangkan di kelas,” ujarnya.
Menurutnya, guru penggerak yang inovatif memiliki memiliki ide kreatif terkait dengan kurikulum yang saat ini sedang digalakkan oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah.
“Guru harus gercep dengan teknologi informasi, bapak ibu guru juga harus memiliki dan menguasai hal-hal terkait teknologi yang telah ada,” tambahnya.
Dyah menambahkan, guru penggerak dibekali sejumlah modul di antaranya cara merubah mindset, dan filosofi Ki Hajar Dewantara (KHD) bisa diterapkan di dalam kelas, juga mengajar di kelas dengan menggali sesuai bakat dan minat murid.
“Dibekali bagaimana belajar berkualitas di dalam kelas, harapannya setelah lulus guru penggerak mereka masih melanjutkan program tersebut. Guru penggerak mampu memberikan dampak yang luas di dalam kelas, maupun di lingkup sekolah,” ungkapnya.
Pj. Bupati Cilacap M Arief Irwanto melalui Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cilacap, Kastam mengatakan, bahwa adanya guru penggerak ini menjawab tantangan, karena Kementerian Pendidikan ke depan berharap muncul generasi hebat, generasi emas, yang ditandai dengan kompetensi dan daya saing.
“Ke depan sesuai dengan regulasi saat ini mudah mudahan bisa dijadikan hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan misalnya menjadi kepala sekolah, pengawas atau ditugasi di bidang pendidikan,” ujarnya.
“Nilai manfaatnya bagi kami sangat besar, karena yang ada di BBGP mencetak guru-guru yang hebat, betul-betul di depan anak dan mentransfer ilmunya sehingga anak-anak mengoptimalkan potensinya,” sambungnya.
Sementara itu, lokakarya panen hasil belajar yang ditampilkan di antaranya ada inovasi pembelajaran sambil bermain dengan permainan bola basket berbintang karya kelompok.
“Permainan bola basket berbintang, melatih insting, feeling, dan kesabaran anak terhadap materi permainan bola basket salah satunya PJOK. Setiap ring ada pertanyaannya, semakin sulit semakin banyak bintangnya, membutuhkan jawaban dengan tingkat kesulitan yang tinggi, ketika anak bisa menjawab maka mendapat nilai yang tinggi,” ujar Asep Romadon, guru penggerak dari SMP N 1 Cimanggu.
Selain permainan miniatur bola basket, ada berbagai metode pembelajaran sambil bermain, di antaranya permainan ular tangga. Untuk Permainan ular tangga, dikaitkan dengan pembelajaran bisa diartikan belajar sambil bermain.
“Jadi ketika anak semangatnya turun kita beri motivasi biar anak itu semangat terus. Untuk permainan dadu, jika dia mendapati tangga harus naik ke atas dan jika mendapati tangga turun harus turun, jadi kita sebagai guru harus menyemangati anak untuk tetap semangat dalam belajar. Jadi ular tangga bisa untuk merefresh pikiran anak,” ujar Yuni Afidah, dari guru SMK YPE Kroya.