Cilacap, serayunews.com
Ornamen batu alam terlepas di beberapa titik pada sisi utara lapangan, atau persis di bawah pohon peneduh yang biasa dipergunakan untuk tempat duduk pengunjung di RTH Rinjani bertempat di Jalan Rinjani Kelurahan Sidanegara Kecamatan Cilacap. Selain itu, nampak jelas terlihat bekas batu alam yang terlepas, sehingga mengurangi keindahan pemandangan di RTH tersebut.
Pengunjung menyayangkan, dari pihak pengelola tidak dengan segera memperbaikinya, padahal pembangunan RTH Rinjani baru selesai sekitar dua bulan dan sudah mulai nampak kerusakan. Bahkan dinding di bawah pohon juga sudah mulai retak.
“Disayangkan, jadi terlihat tidak bagus, sebaiknya segera di perbaiki,” ujar Waryono salah satu pengunjung RTH Rinjani, Senin (27/09).
Salah satu pengunjung lain Samiah dari Kelurahan Tegalreja Cilacap juga menyampaikan, jika di RTH Rinjani tersebut pada sisi barat juga terdapat pohon besar sudah mati karena nampak mengering dan tidak berdaun, ia menganggap bisa berbahaya jika keropos dan bisa roboh.
“Kalau kesini (RTH Rinjani) tidak setiap hari mampir hanya kadang saja kalau lagi jemput anak sekolah, tempatnya enak buat duduk, ketimbang sebelumnya lumayan sekarang lebih rapi, tapi perlu perawatan mulai ada yang rusak seperti dinding, jalur jogging track dan pohon mengering,” ujarnya.
Sementara itu, Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Cilacap melalui Kepala Bidang Kawasan Permukiman Kusnadi menyampaikan, pihaknya akan segera menindaklanjutinya, bangunan RTH Rinjani masih tahap pemeliharaan dan masih menjadi tanggungjawab pelaksana (pemborong).
“Itu masih pemeliharaan 6 bulan sampai Januari 2022, segera kita cek nanti pemborongnya untuk segera perbaiki. Ini masih pemeliharaan tanggungjawab pemborong Itu batu alam harus dipasang lagi. Nanti kita lihat juga yang retak apa ada penurunan atau karena bebannya, sekalian saya akan cek material yang ada dilapangan agar segera dibersihkan,” ujarnya saat dihubungi.
Sementara terkait dengan pohon besar di sisi barat lapangan yang kondisinya sudah mulai mengering, pihaknya akui bisa berbahaya bagi pengunjung, sebab ranting-rating yang mengering akan terjatuh. Sehingga pihaknya akan merobohkan dengan alat.
“Kemarin pas pembangunan sudah minta dirobohkan kepada mandornya, tapi berhuhung keramik sudah dipasang jadi belum jadi dirobohkan, kita ada pekerjaan rabas, sebelah timur, nanti kita coba bantu perlu ada mobil crane untuk mangkasnya agar lebih hati-hati, itu juga bisa bahaya dahannya lama-lama pada jatuh,” ujarnya.
Diketahui, bahwa pembangunan RTH Rinjani mengahabiskan anggaran APBD sekitar Rp 400 juta, selesai dibangun pada akhir juli 2021 dan saat ini masih dalam tahap pemeliharaan hingga 6 bulan kedepan.