SERAYUNEWS– Kemarau panjang yang terjadi dampak El Nino, harus menjadi kewaspadaan bagi para pengendara. Pasalnya panas ekstrem yang terjadi di Indonesia, berpotensi mengakibatkan kecelakaan lalu lintas maupun kondisi buruk lain di jalan raya. Hal ini harus disikapi secara bijak oleh para pengguna jalan.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabidhumas) Polda Jateng Kombes Pol Satake Bayu Setianto menyebutkan, saat siang di masa Operasi Zebra Candi 2023, kondisi cuaca masih terasa panas akibat musim kemarau. Cuaca merupakan salah satu faktor penentu keselamatan berlalu lintas.
Pihaknya mengimbau agar para pengguna jalan selalu berhati-hati saat di jalan raya pada situasi kemarau ini. “Ada dampak seperti peningkatan polusi udara, risiko pecah ban dan gangguan kesehatan seperti dehidrasi,” ungkap Kombes Pol Satake Bayu Setianto dalam keterangannya di laman tribratanews.jateng.polri.go.
Ada sejumlah alasan mengapa beberapa hal tersebut patut diwaspadai.
Cuaca panas mengakibatkan peningkatan jumlah debu dan uap panas dari jalan raya. Hal ini membawa dampak bagi pernapasan dan gangguan penglihatan bagi para pengendara. Untuk itu sebaiknya para pengguna kendaraan terutama roda dua menggunakan masker saat di jalan.
Gunakan helm yang menggunakan pelindung kaca atau berkaca mata.
Selain itu, cuaca panas dapat menjadi salah satu faktor penyebab kebakaran rumput di tepi jalan tol, sehingga para pelintas jalan perlu meningkatkan kewaspadaan.
Pihaknya meminta para pengguna jalan tol untuk mematuhi aturan batas kecepatan yang diizinkan dan menjaga jarak aman antar kendaraan. “Gunakan juga lampu sein saat menepi maupun ketika hendak menyalip kendaraan lain,” pintanya.
Cuaca ekstrem berdampak pada meningkatnya risiko dehidrasi bagi para pengguna jalan. Akibatnya pengendara menjadi kurang fokus saat mengoperasikan kendaraannya di jalan raya
“Dehidrasi rawan terjadi khususnya bagi pengguna kendaraan roda dua atau sepeda motor. Untuk itu diimbau para pengendara untuk sering mengonsumsi air agar terhindar dari dehidrasi,” imbaunya
Selain itu, cuaca panas juga dapat mempengaruhi emosi pengendara. Harapannya para pengendara tidak terburu-buru untuk segera tiba di tujuan sehingga mengabaikan faktor keselamatan di jalan raya.
“Senantiasa bersikap relaks dan bijak mengatur waktu perjalanan di jalan raya. Jangan ragu untuk menepi bila kondisi badan sudah lelah,” tambahnya.
Khusus bagi pengemudi mobil, kabin yang ber-AC dapat menjadi penyelamat dalam kondisi panas ekstrim. Namun para pengemudi harus tetap waspada agar kondisi ban mobil tidak meledak karena panas.
Kondisi panas terik dapat meningkatkan tekanan udara pada ban sehingga berisiko menimbulkan kerusakan. Selain itu kondisi jalan yang panas terik dan gesekan ban dengan aspal saat mobil dalam keadaan bergerak, membuat ban menjadi cepat panas.
“Dalam situasi tertentu ini amat berisiko untuk pecah ban. Saat kondisi jalan panas, gesekan membuat ban lebih cepat panas daripada biasanya,” ungkapnya.
Penting bagi para pengendara untuk secara rutin memeriksa kondisi ban setelah berkendara beberapa jam di jalanan beraspal dan tak ragu menepi ke tempat teduh untuk menurunkan suhu ban.
Dia mengimbau, sebelum menggunakan mobil, para pengendara harus memeriksa tekanan ban. Bila memerlukan tambahan angin ada baiknya segera mengisi sesuai tekanan ban yang dianjurkan. Para pemilik kendaraan hendaknya tak ragu mengganti ban bila bila ban lama sudah dalam kondisi aus dan tidak layak pakai.
“Lebih dari itu, keselamatan di jalan juga bergantung pada etika pengemudi di jalan raya. Tumbuhkan toleransi pada sesama pengguna jalan baik pada pengguna kendaraan bermotor atau pesepeda biasa, bahkan pada para pejalan kaki,” bebernya.