Ilustrasi terkait berita kedatangan Presiden Prancis ke Borobudur. (Pixabay.com/Marjo Groenewegen)
SERAYUNEWS-Viral di media sosial penampakan eskalator di kawasan Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, akhirnya dikonfirmasi oleh pemerintah. Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (Presidential Communication Office/PCO), Hasan Nasbi, menyatakan bahwa pemasangan fasilitas tersebut merupakan bagian dari persiapan kunjungan kenegaraan Presiden Prancis Emmanuel Macron, yang akan datang ke Indonesia pada akhir Mei 2025.
Presiden Prancis dijadwalkan mengunjungi Candi Borobudur sebagai bagian dari lawatan resminya, didampingi langsung oleh Presiden RI Prabowo Subianto.
Untuk itu, pemerintah Indonesia menyiapkan berbagai sarana agar kunjungan berlangsung lancar, efisien, dan tetap sesuai dengan standar diplomasi negara sahabat.
Kunjungan Presiden Macron dan Pengawalan Diplomatik
Menurut Hasan Nasbi, Presiden Macron telah menyampaikan keinginannya kepada pemerintah Indonesia untuk mengunjungi Candi Borobudur, salah satu warisan budaya dunia yang terkenal.
Menanggapi permintaan tersebut, pemerintah langsung merespons dengan melakukan persiapan intensif, termasuk penyediaan akses yang lebih cepat dan efisien ke bagian atas candi.
“Kita akan menerima kunjungan kenegaraan dari Presiden Prancis tanggal 28 atau 29 Mei. Ini adalah kunjungan yang sangat penting bagi hubungan bilateral Indonesia–Prancis,” ujar Hasan kepada wartawan di Gedung Kwarnas Pramuka, Jakarta Pusat, Senin (26/5/2025).
Pemerintah menganggap kunjungan ini sebagai momen strategis untuk memperkuat kerja sama lintas sektor, terutama dalam bidang kebudayaan, pariwisata, hingga investasi.
Dalam kunjungannya ke Candi Borobudur, Macron akan didampingi langsung oleh Presiden Prabowo Subianto.
Fasilitas Eskalator untuk Efisiensi Waktu Diplomatik
Viralnya eskalator di kompleks Candi Borobudur sempat menuai pro dan kontra di kalangan warganet. Namun Hasan menjelaskan bahwa pemasangan alat bantu tersebut bersifat sementara dan tidak merusak struktur asli candi.
“Presiden Prancis tentu tidak punya waktu yang panjang. Bukan seperti kita yang liburan seharian ke Borobudur. Karena waktunya ketat, maka pemerintah memutuskan untuk menyiapkan fasilitas yang memudahkan kunjungan,” kata Hasan.
Ia menambahkan, fasilitas tersebut bukan berupa eskalator konvensional seperti yang ada di pusat perbelanjaan, melainkan lebih ke jalan setapak dan stair lift (kursi berjalan otomatis) yang memudahkan pengunjung untuk naik ke tingkat atas tanpa harus menaiki ratusan anak tangga.
Kritik dan Komitmen Pelestarian Candi Borobudur
Meski ditujukan untuk keperluan diplomatik, pemasangan eskalator ini memicu perdebatan publik. Sebagian masyarakat khawatir bahwa penambahan fasilitas modern bisa mengganggu kelestarian dan nilai sejarah Candi Borobudur sebagai warisan budaya UNESCO.
Menanggapi hal tersebut, Hasan memastikan bahwa pemerintah tetap berkomitmen menjaga kelestarian situs bersejarah tersebut.
Ia juga menyebut jika pihak pengelola bekerja sama dengan para ahli dan arkeolog agar proses penambahan fasilitas dilakukan dengan penuh kehati-hatian.
“Pemasangan ini tidak bersifat permanen dan akan dilepas setelah kunjungan berakhir. Semua langkah sudah dikonsultasikan agar tidak menimbulkan kerusakan pada struktur asli candi,” ujar Hasan.
Candi Borobudur selama ini telah menjadi ikon pariwisata budaya Indonesia dan simbol toleransi. Pemerintah berharap bahwa kunjungan Presiden Macron ke situs ini dapat mempererat kerja sama budaya dan menjadi momentum promosi pariwisata Indonesia di mata dunia.