SERAYUNEWS – Tekad Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kebumen untuk kembali mendapatkan penghargaan Piala Adipura nampak tak main-main.
Bahkan, menargetkan meraihnya selama 3 tahun berturut-turut atau Adipura Kencana. Sehingga, Pemkab Kebumen kembali mengajukan penilaian piala Adipura tahun 2024.
Seperti kita ketahui, sebelumnya pada 2023 lalu, Kabupaten Kebumen berhasil menerima penghargaan Piala Adipura untuk yang pertama kalinya. Hal itu menjadi pencapaian luar biasa usai penantian panjang selama 27 tahun.
Winarti dalam keterangan persnya di Kebumen, Senin (2/12/2024) mengatakan bahwa pihaknya terus meningkatkan koordinasi dengan stakeholder untuk pencapaian Adipura kedua kalinya.
Sebab, penilaian bisa jadi berlangsung pada bulan Desember 2024 akhir tahun ini. Atau, kemungkinan mundur menjadi Januari 2025 mendatang.
“Penilaiannya Insyaallah akan dilaksanakan pada bulan Desember 2024 atau Januari 2025. Dari rapat koordinasi yang sudah kita lakukan, disepakti bahwa Tupoksi dari masing-masing OPD dalam rangka mendukung Adipura harus kembali diperjelas atau dipertajam,” katanya sebagaimana melansir laman resmi Pemkab Kebumen, Rabu (4/12/2024).
Dirinya menyebut komponen yang dinilai sangat banyak, ada 17. Di antaranya, kantor kedinasan, pasar, sekolah, rumah sakit, stasiun, TPA, tempat wisata, tata ruang kota, atau ruang terbuka hijau, seperti taman kota, hutan kota, alun-alun dan lain sebagainya.
Hal itu bertujuan seluruh instansi dan dinas agar rutin untuk menjaga kebersihan dan membuat lingkungan yang asri di lembaganya masing-masing.
“Semua komponen itu sebenarnya sudah ada tanggung jawabnya di dinas masing-masing. Jadi silakan kami berharap ini bisa ditindaklanjuti atau disikapi secara serius untuk bisa menjaga kebersihan, dan di lingkungan masing-masing,” ujar Winarti.
“Jadi tidak ada anggaran agenda khusus, atau anggaran khusus dalam rangka menyongsong kembalinya penghargaan Adipura. Kita hanya mengoptimalkan kegiatan yang ada,” tambahnya.
Berikutnya untuk bisa melaksanakan penilaian, pemerintah daerah (pemda), kata Winarti, harus aktif memberikan pelaporan tentang program-program lingkungan hidup ke dalam Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN).
“Setelah mengisi laporan di SIPSN, nanti tim dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan akan mengkroscek kesesuaian data dengan yang di lapangan. Apakah real atau tidak. Alhamdulillah kemarin kita hasilnya sesuai,” terangnya.
Lebih lanjut, pengelolaan sampah di TPA sudah cukup baik. Hal ini ditandai dengan adanya pemanfaatan sampah menjadi bio gas atau gas metana yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat di sekitar TPA Kaligending, Karangsambung.
Namun harus mereka akui, di sini pemda masih lemah dalam hal pengurugan sampah, karena keterbatasan anggaran. Menurutnya, sampah yang baik, selain dimanfaatkan menjadi bio gas, itu juga harus diurug dengan tanah, agar tidak menimbulkan penyakit.
“Idealnya sampah itu setiap hari diurug, tapi kenyataanya kita belum mampu. Kemudian kendala lain, armada pengangkut sampah kita juga masih kurang. Ini kemudian menjadi catatan bersama agar bisa ada perbaikan,” ucapnya.
Di sisi lain, pihaknya terus mendorong komitmen dan kesadaran dari masyarakat agar bisa menjaga kebersihan.
Tanpa adanya komitmen dan kesadaran dari masyarakat untuk mau menjaga lingkungan, tidak membuang sampah sembarangan, maka predikat Adipura akan sulit terwujud.