Masyarakat Purbalingga diminta tidak usah khawatir karena jadwal vaksin dosis kedua ditunda. Hal itu dikarena pasokan vaksin dari pusat memang belum sepenuhnya dikirim. Keterlambatan vaksinasi dosis kedua, dari jadwal yang ditetapkan tidak mempengaruhi efektivitas dari kekuatan vaksin tersebut.
Purbalingga, serayunews.com
Kepala Dinkes Kabupaten Purbalingga drg Hanung Wikantono menyampaikan, penyuntikan vaksin dosis pertama sampai kedua memang diperlukan waktu jeda. Namun, ketika mundur dari waktu yang ditetapkan, itu tidak memberikan dampak pada kesehatan. Sebab keterlambatan itu tidak mempengaruhi efektivitas vaksin.
“Menunggu jeda itu kan banyak hal yang terjadi, bisa juga orang tersebut pada jadwalnya malah sakit, atau karena stok yang belum ada, jadi memang tidak berpengaruh,” kata Hanung.
Di Kabupaten Purbalingga, lanjut Hanung, seharusnya memang sudah dimulai suntikan dosis kedua, untuk jenis sinovac. Namun pelaksanaanya harus ditunda, terutama di puskesmas-puskesmas. Hal itu terjadi karena adanya keterlambatan pengiriman vaksin jenis Sinovac untuk vaksin dosis kedua.
“Sebenarnya kami mendapatkan kiriman vaksin Sinovac dari Dinkes Provinsi Jawa Tengah. Namun, jumlahnya terbatas tidak bisa memenuhi kebutuhan vaksin dosis kedua, yakni hanya sekitar 2 ribu vial,” katanya.
Jumlah yang sangat terbatas itu juga harus dibagi lagi dengan Polres Purbalingga. Vaksin Sinovac dari Dinkes Provinsi Jawa Tengah itu, akhirnya diserahkan sepenuhnya kepada Polres Purbalingga.
“Sebab, jika harus dibagi dua dengan Polres, maka tidak mencukupi untuk vaksinasi dosis kedua di Puskesmas maupun Polres,” ujarnya.
Atas dasar itu, maka vaksinasi dosis kedua dengan vaksin Sinovac di Puskemas sementara ditunda, sampai mendapat kiriman lagi. Sebenarnya, Purbalingga mendapatkan juga vaksin jenis Asta Zaneca.
“Karena beda jenis vaksinnya, maka tidak bisa digunakan untuk vaksinasi dosis kedua. Sehingga, kami digunakan untuk vaksinasi dosis pertama,” ujarnya.
Dia mengakui, hal ini sudah diprediksi olehnya sebelumnya. Hal itu, karena kebijakan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah, untuk menghabiskan seluh stok vaksin yang ada.
“Kami diminta untuk menghabiskan seluruh stok vaksin yang ada untuk penyuntikan dosis pertama. Kemudian baru minta lagi untuk vaksinasi dosis kedua. Jika, vaksin selanjutnya terlambat datang, maka dipastikan akan berpengaruh untuk vaksinasi dosis kedua. Dan yang kami khawatirkan terjadi, kiriman terlambat maka vaksinasi dosis kedua terpaksa ditunda,” kata dia.