SERAYUNEWS– Bagi umat muslim di Indonesia, tentu sangat hafal dengan nama buah yang jadi kudapan pada saat bulan Ramadan. Kudapan itu adalah kolang-kaling. Kolang-kaling sangat nikmat jadi campuran es atau bahkan kudapan lainnya. Tahukah kamu, jika kolang-kaling merupakan buah yang berasal dari pohon aren atau Arenga pinnata.
Mengutip dari laman wikipedia, aren atau enau adalah palma yang terpenting setelah kelapa karena merupakan tanaman serbaguna. Tumbuhan ini populer dengan berbagai nama seperti nau, hanau, peluluk, biluluk. Ada juga yang menyebut kabung, juk, atau ijuk; kawung, taren; akol, akel, akere, inru, indu, beluluk, moka, moke. Ada juga yang menyebut tuwa, tuwak, ruyung dan masih banyak lagi namanya.
Tangkai daun aren panjangnya dapat mencapai 1,5 meter. Helai daun panjangnya dapat mencapai 1,45 meter, lebar 7 cm dan bagian bawah daun ada lilin. Masyarakat sudah sejak lama mengenal pohon aren sebagai pohon yang dapat menghasilkan buah kudapan juga bahan-bahan untuk industri kerajinan. Tanaman aren ada di mana-mana di seluruh penjuru tanah air karena tumbuh dengan baik di Indonesia walaupun masih banyak orang tahu manfaatnya.
Tanaman tersebut, selain tahan terhadap hama, juga sangat tahan cuaca baik di musim hujan maupun musim kemarau. “Menanam aren itu gampang-gampang susah. Butuh waktu lebih dari 10 tahun untuk bisa mulai panen. Namun, jika sudah mulai tumbuh, pohon sangat sulit untuk mati,” kata Darno warga Desa Majatengah, Kecamatan Kalibening, Kabupaten Banjarnegara.
Menurut dia, untuk tumbuh, aren tidak butuh perawatan yang terlalu banyak. Namun, aren tidak bisa tumbuh sendirian atau akan sangat baik pertumbuhannya jika dikombinasi dengan tanaman lain. Rata-rata orang desa, pohon aren ditanam di batas tanah atau di bagian bawah tanah yang curam dan jadi pertahanan tanah.
“Aren tumbuh dengan baik pada lahan yang terjal dan curam karena bisa jadi tanaman penghijauan yang akan mencegah terjadinya longsor. Bahkan, tanaman aren akan menjadikan kesuburan bagi tanaman sekitar aren karena pohon aren menyimpan air,” katanya. Beberapa peristiwa seperti bencana tanah longsor membuktikan jika pohon aren ternyata menjaga tanah sekitar. Seperti dua rumah yang selamat dari tanah longsor Dusun Jemblung Karangkobar Desember tahun 2014 lalu.
Aren memiliki akar yang sangat dalam biasanya bisa mencapai setinggi batang aren itu sendiri. Rata-rata akar dari Aren itu bisa mencapai 6 – 12 m. Hal ini Tentunya menjadi kelebihan dari tanaman aren. Sehingga kebal terhadap segala macam cuaca khususnya di musim kemarau.
Aren atau emas hijau karena sangat banyak manfaat mulai dari akar, batang, daun hingga buah dan bunganya. Pohon tersebut tidak mengenal fase bunga, buah dan berhenti berbuah maupun berbunga. “Jika dirawat baik, pohon tidak pernah berhenti bebuah kolang-kaling dan berbunga. Uniknya aren, akan berbuah dulu baru berbunga,” katanya.
Bakal bunga aren atau manggar adalah menjadi sumber air nira atau bahan gula aren. Gula aren sendiri sangat berbeda dengan gula kelapa dan harga dipasaran juga lebih mahal dari pada gula lainnya. Nira dari aren juga melimpah karena bunga aren tidak menjadi buah. Rata-rata produksi aren adalah 10 – 15 liter dalam satu hari.
Aren memiliki akar yang sangat dalam biasanya bisa mencapai setinggi batang aren itu sendiri. Akar bisa mencapai 6 – 12 meter. Hal inilah yang menjadi kelebihan dari tanaman aren sehingga kebal terhadap segala macam cuaca khususnya di musim kemarau. Bahkan, pohon aren tetap berbuah dan berbunga walau sudah tidak memilki daun. Namun sayang, pohon aren saat ini banyak yang dijual oleh pemilik dengan alasan untuk pembukaan lahan atau bahkan karena tergiur sejumlah uang dari pihak tertentu yang membeli pohon aren untuk kepentingan industri makanan ringan sampai kosmetik.
“Juga ditinggalkan karena sudah sangat jarang warga yang menyadap nira dan lebih memilih buruh di luar kota,” kata Darno.