Kepala Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Bapelitbangda Cilacap, Imam Jauhari mengatakan, konsultasi publik yang diikuti oleh masyarakat dari 17 desa yang tedampak jalan tol Cilacap-Jogja ini, guna menyusun dokumen Land Acquisition and Resettlement Action Plan (LARAP).
“Diikuti oleh perwakilan masyarakat, 17 Pemdes dan 4 kecamatan yang terlewat jalur tol Cilacap-Jogja,” katanya kepada serayunews.com, Jumat (19/8/2022).
Menurutnya, pembangunan jalan tol Cilacap-Jogja dapat dipastikan dibangun terlebih dahulu ketimbang jalan tol Cilacap-Bandung. Sehingga konsultasi publik kali ini, guna menyusun Analisis Dampak lingkungan (Amdal) di dokumen Larap. Sementara dokumen Larap, merupakan acuan utama dalam proses lelang mendatang.
“Jadi konsultasi publik untuk menyingkronkan rencana pembangunan, kemarin ada usulan bahwa saat pembebasan lahan agar koordinasi ke pihak desa. Kami sepakati begitu,” ujarnya.
Ia menjelaskan, adapun jalan tol Cilacap-Jogja nantinya akan melintasi 17 desa yang masuk ke 4 kecamatan. Desa-desa tersebut antara lain, Desa Dondong, Planjan, Karangjengkol, Kesugihan yang masuk Kecamatan Kesugihan.
Kemudian Desa Glempang, Karangrena, Karangkemiri, Klapagada, Maos Kidul, Maos Lor dan Kalijaran yang masuk Kecamatan Maos. Lalu Desa Paketingan, Ketanggung, Nusajati dan Karangjati yang masuk Kecamatan Sampang. Serta Desa Gentasari dan Mujur yang masuk Kecamatan Kroya.
“Total panjang jalur tol Cilacap-Jogja ini 181 kilometer. Sedangkan jalur tol yang melintasi Kabupaten Cilacap, sekitar 24 kilometer,” jelasnya.