SERAYUNEWS – Kasus keracunan massal ratusan santri Pondok Pesantren Modern di Desa Pingit, Kecamatan Rakit, Banjarnegara, mulai terkuak.
Hasil Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) menunjukkan air di pesantren terkontaminasi bakteri E Coli dan Coliform.
Kepala Dinas Kesehatan (DKK) Banjarnegara, dr. Latifa Hesti Purwaningtyas, menegaskan temuan ini.
“Bak penampungan air terbuka ini memungkinkan masuknya kotoran manusia, hewan, sampah plastik, hingga daun-daun kering ke dalam air. Hal ini terbukti dari hasil uji laboratorium di Labkesda,” katanya.
Selama ini, pesantren mengambil air dari sumber mata air sekitar 1 kilometer dari lokasi dan menampungnya di bak terbuka. Kondisi ini membuat air rentan terkontaminasi kotoran dan bakteri.
Lebih mengkhawatirkan, dapur pengolahan makanan berada dekat septic tank semi permanen.
Ini meningkatkan risiko kontaminasi silang antara air mentah maupun matang, dengan limbah manusia.
Hasil Labkesda mengungkap, air baku dan air galon santri positif mengandung bakteri E Coli dan Coliform, indikator jelas kontaminasi tinja manusia.
Tim kesehatan juga mengambil sampel makanan yang turut menjadi penyebab keracunan. Namun, hasil uji makanan masih menunggu pemeriksaan Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Provinsi Jawa Tengah di Semarang.
Dinas Kesehatan Banjarnegara memberi sejumlah langkah pencegahan:
“Kesehatan santri adalah tanggung jawab bersama. Kami harap setiap lembaga bisa melakukan pengawasan ketat terhadap sumber air dan fasilitas sanitasi,” tegas dr. Latifa.
Peristiwa bermula Senin (15/9/2025) sekitar pukul 19.30 WIB. Puluhan santri mendatangi Puskesmas 1 Rakit dengan gejala pusing, mual, nyeri perut, dan muntah.
Awalnya hanya 34 santri terindikasi keracunan, namun jumlahnya melonjak hingga 146 santri.
Mereka sempat mendapat perawatan di Puskesmas 1 Rakit, Puskesmas Mandiraja, Puskesmas Wanadadi, dan RSUD Banjarnegara.