
SERAYUNEWS– Dalam upaya meningkatkan kesiapsiagaan dan memperkuat respons cepat terhadap potensi krisis kesehatan akibat bencana, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Banjarnegara menggelar kegiatan Penguatan Sub Klaster Kesehatan Tahun 2025.
Kegiatan ini terselenggara berkat kerja sama dengan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah dan berlangsung di Pikas Artventure Banjarnegara, 30–31 Oktober 2025.
Kegiatan tersebut menjadi momentum penting bagi daerah rawan bencana seperti Banjarnegara untuk memperkuat koordinasi lintas sektor di bidang kesehatan. Sebanyak 75 peserta hadir, terdiri atas perwakilan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Dinkes Kabupaten Banjarnegara, serta perwakilan Dinkes dari Banyumas, Purbalingga, Cilacap, dan Kebumen. Selain itu, turut hadir pula perwakilan Balkesmas Ambarawa serta seluruh Puskesmas se-Kabupaten Banjarnegara.
Selama pelatihan, peserta mendapatkan pembekalan mengenai sistem koordinasi penanggulangan bencana, pengelolaan Health Emergency Operation Center (HEOC), hingga pelaksanaan Table Top Exercise (TTX). Sebagai bagian dari simulasi, para peserta juga mengikuti latihan penanganan bencana tanah longsor yang sering melanda wilayah Banjarnegara.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara, dr. Latifa Hesti Purwaningtyas, menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat kapasitas tenaga kesehatan di daerah rawan bencana.
“Kegiatan ini sangat penting karena Banjarnegara merupakan salah satu daerah dengan risiko bencana cukup tinggi. Melalui pelatihan ini, kami berharap Tim Gerak Cepat (TGC) dapat lebih sigap dan terkoordinasi dalam menghadapi situasi darurat di lapangan,” ujarnya.
Apresiasi juga disampaikan oleh perwakilan Pusat Krisis Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Haris, yang menilai kegiatan ini inovatif dan menjadi yang pertama di tingkat dinas kesehatan kabupaten/kota se-Jawa Tengah.
“Luar biasa, kegiatan ini sangat inovatif dan dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam memperkuat kesiapsiagaan kesehatan menghadapi bencana,” katanya.
Sementara itu, Koordinator Lapangan kegiatan, Yon Setiyawan, menyampaikan bahwa program ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk memastikan tenaga kesehatan memiliki kesiapan dan kemampuan tanggap bencana.
“Kami ingin memastikan seluruh unsur kesehatan dapat bergerak cepat dan terkoordinasi dalam menghadapi setiap krisis yang mungkin terjadi,” katanya.