SERAYUNEWS – Rektor Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) Dr Jebul Suroso blusukan ke Pasar Manis, Kamis (18/01/2024) pagi.
Bukan kampus yang menjadi tujuan pertama, pukul 06.00 wib dia bersama sejumlah staff dan anggota Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UMP malah blusukan ke pasar tradisional.
Tak berselang lama, Dr Jebul tiba di blok makanan pasar yang beralamat di Kedungwuluh, Purwokerto.
Beberapa menu sarapan dia sambangi seperti soto betawi, gudeg, pecel, dan nasi rames. Sembari menyantap menu sarapan, sesekali berinteraksi dengan pedagang.
Dr Jebul melanjutkan berkeliling di lorong-lorong lapak pedagang. Sesekali berhenti di sebuah lapak, ngobrol dengan pedagang. Bagaimana daya beli masyarakat di masa Pemilu, sampai kondisi harga bahan baku, serta harga jual barang.
“Ini bukan kampanye Pilpres, tapi kampanye kampus,” Candanya, kepada pedagang
Dr Jebul menyampaikan, bahwa tujuan turun langsung ke pasar adalah untuk menyerap aspirasi dari para pedagang. Melibatkan sejumlah mahasiswa, agar mengetahui secara nyata dinamika usaha.
“Perwakilan mahasiswa, dari BEM Kampus, agar mengetahui secara real kondisi di lapangan. Bagaimana dinamikanya, sehingga harapannya muncul terobosan untuk membantu para pedagang,” kata Dr Jebul, Rektor Inspiratif Paling Peduli UMKM ini.
Setelah berkeliling, dia merangkum sejumlah ‘curhatan’ dari pedagang di Pasar Manis. Di antaranya tempat untuk berjualan sudah bagus dan nyaman, tapi daya beli sedang turun.
“Tadi ada salah satu pedagang menyampaikan, tempatnya nyaman, bahan baku mulai turun untuk makanan yang dia jual. Tapi beberapa juga bahan yang naik, tapi tidak bisa menaikan harga,” kata Dr Jebul.
Dia mengaku semakin terbuka pandangan, bahwa sebagai civitas akademika itu ikut berperan dalam masyarakat, termasuk pedagang. Mahasiswa juga perlu untuk ikut keterlibatan membantu.
“Menjadi perhatian Pemerintah dan juga kami dari perguruan tinggi. Data hasil aspirasi ini akan kami pakai nanti untuk Perguruan tinggi melakukan perencanaan, sampai kaitannya bagaimana mereka menguliahkan anaknya,” katanya.
Penyerapan penyerapan aspirasi tidak hanya saat ini. Ini adalah edukasi kepada mahasiswa dan civitas akademika. Keberadaanya di tengah masyarakat tidak hanya dalam proses pembelajaran, tetapi aspek pengabdian perlu di lakukan.
“Mungkin nanti ada pengabdian, mempromosikan pasar ini, ada edukasi meningkatkan kualitas produk, mungkin ada advokasi nantinya,” ujarnya.
Meskipun kampus berada di Dukuwaluh, Dr Jebul menegaskan, UMP tidak hanya untuk Banyumas, tapi untuk Banyumas Raya dan Indonesia.
“Jadi besok-besok bisa ke pasar induk lainnya, Cilacap misalnya. Kita akan bikin prototype yang bisa di terapkan di daerah lain, tapi miniaturnya ada di UMP,” kata dia.