SERAYUNEWS- Cina menyatakan kesiapannya untuk menghadapi hingga akhir apabila Amerika Serikat tetap bersikukuh melancarkan perang tarif atau perang dagang.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Lin Jian, menyampaikan pernyataan ini pada Selasa, 8 April 2025, seperti melansir dari kantor berita Xinhua.
Menurutnya, tarif yang merupakan langkah timbal balik oleh AS terhadap Cina tidak memiliki dasar dan mencerminkan bentuk intimidasi sepihak.
Sementara itu, tindakan balasan Cina bertujuan untuk melindungi kedaulatan, keamanan, serta kepentingan pembangunan nasional.
Selain itu, retaliasi tersebut penting demi menjaga keteraturan dalam sistem perdagangan internasional.
Cina menyatakan bahwa ancaman tarif yang dilontarkan oleh Trump telah memicu kekhawatiran terhadap stabilitas ekonomi global.
Menurut pihak Cina, kondisi ini berpotensi memperparah eskalasi perang dagang yang dapat membawa dampak kerugian secara finansial.
Hingga saat ini, pasar saham dari Tokyo hingga New York mengalami peningkatan volatilitas seiring memburuknya ketegangan tarif.
Apabila ancaman Trump terhadap Cina benar-benar terwujud, tarif impor timbal balik dari Amerika Serikat ke Cina akan mencapai 104 persen.
Hal ini disebabkan oleh tarif impor sebesar 20 persen yang dikenakan pada fase pertama perang dagang oleh Trump, serta tambahan 34 persen pada fase kedua yang dimulai 3 April 2025.
Di sisi lain, Trump juga memberikan sinyal bahwa Amerika Serikat mungkin akan memutuskan hubungan diplomatik dengan Cina.
Menanggapi ancaman Trump yang berencana menaikkan tarif impor terhadap Cina hingga 50 persen, Cina tetap menunjukkan sikap tegas dan tidak gentar.
Melalui pernyataan dari Kementerian Perdagangan, pemerintah Cina menegaskan komitmennya untuk terus melawan kebijakan tarif Trump.
Cina dengan tegas menyatakan bahwa mereka tidak akan pernah menyetujui kebijakan tarif baru usulan Trump.
Bahkan, jika Amerika Serikat tetap bersikeras menjalankan kebijakan sepihak tersebut, Cina siap untuk melawan hingga akhir.
Tindakan balasan Cina bertujuan untuk melindungi kedaulatan, keamanan nasional, serta kepentingan pembangunan dalam negeri.
Selain itu, langkah retaliasi penting demi menjaga keteraturan dan keseimbangan dalam sistem perdagangan internasional.
Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan kepada Megan Cassella dari CNBC bahwa tarif impor Amerika Serikat terhadap Cina bisa mencapai 104 persen jika ancaman terbaru dari Trump benar-benar terjadi.
Pekan lalu, Trump mengumumkan kebijakan tarif menyeluruh sebesar 34 persen terhadap produk impor dari Cina. Tarif ini merupakan tambahan dari bea masuk sebelumnya sebesar 20 persen.
Langkah terbaru tersebut mencakup rencana penambahan tarif sebesar 50 persen terhadap barang-barang dari Cina, kecuali negara itu bersedia mencabut tarif balasan sebesar 34 persen kepada Amerika Serikat.
Apabila kedua belah pihak tetap bertahan pada posisi mereka masing-masing, konsekuensinya tidak hanya terbatas pada kerugian ekonomi, tetapi juga berpotensi mengganggu stabilitas hubungan bilateral serta mengancam sistem perdagangan global secara keseluruhan.***