SERAYUNEWS – Tak kurang dari 1.000 orang memadati Masjid Saka Tunggal, Desa Cikakak, Kecamatan Wangon Kabupaten Banyumas. Sejumlah gunungan berisi buah dan hasil bumi, diarak menuju jalan menuju pelataran masjid. Nampak semarak gelaran tradisi Rewanda Bojana kali ini, Minggu (29/10/2023).
Rewanda Bojana, merupakan tradisi memberi makan monyet ekor panjang yang menjadi salah satu icon dari Masjid Saka Tunggal. Ratusan monyet ekor panjang itu, sudah ada di tempat itu sejak ratusan tahun lalu. Keberadaanya, sudah terbiasa hidup berdampingan dengan masyarakat setempat.
“Ini sudah menjadi tradisi turun temurun, masyarakat sudah menganggap monyet-monyet yang berada di sekitar Masjid Saka Tunggal merupakan bagian dari kehidupan masyarakat,” kata Kepala Desa Cikakak, Akim Hadi Safar.
Tradisi Rewanda Bojana, membawa sejumlah misi. Gunungan hasil bumi yang berisikan buah dan sayur itu bukan untuk di perebutkan pengunjung. Melainkan itu khusus untuk monyet-monyet yang ada. Gunungan hasil bumi itu, sebagai bentuk rasa syukur atas karunia yang telah alam berikan.
Memberi makan monyet-monyet, mengandung misi konservasi. Artinya, keberadaanya ratusan monyet di sekitar hutan Desa Cikakak akan terus terjaga. Meski pun kerap berulah pada kebun warga, namun warga tak pernah berniat membasminya.
Melalui gelaran tradisi Rewanda Bojana, juga memiliki misi promosi destinasi wisata. Ratusan monyet yang ada itu bisa berinteraksi dengan pengunjung. Maka dari itu, monyet menjadi salah satu icon Desa Cikakak, selain keunikan Masjid Saka Tunggal.
“Karena sudah terbiasa interaksi dengan manusia, monyet-monyet di sini cenderung aman, dan interaktif. Tidak yang takut banget dengan manusia,” katanya.
Akim Hadi menambahkan, Tradisi Rewanda Bojana di gelar pada puncak musim kemarau panjang. Saat pasokan makanan para monyet di hutan menipis, monyet-monyet ekor panjang cenderung berkumpul di sekitar pemukiman.
“Ini bagian bentuk harmonisasi manusia dengan alam,” ujarnya.