SERAYUNEWS– Kementerian Kesehatan (Kemenkes) akan mendistribusikan ribuan alat ultrasonography (USG) dan antropometri ke berbagai wilayah di Indonesia. Pada tahun 2024, sebanyak 1.492 puskesmas akan menjadi target penerima bantuan, demi terpenuhinya kebutuhan alat USG.
Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin dalam keterangannya menyebut, tercatat pada 2022, sebanyak 66,7 persen puskesmas atau sebanyak 6.886 puskesmas telah menerima alat USG. Kemudian pada 2023 sebanyak 1.943 puskesmas menjadi target untuk mendapatkan bantuan alat USG.
Selanjutnya, pada tahun 2024, sebanyak 1.492 puskesmas ditargetkan dapat terpenuhi kebutuhan alat USG. Sedangkan untuk alat antropometri, Kemenkes menyatakan total kebutuhan untuk diberikan kepada seluruh pos pelayanan terpadu (posyandu) di Indonesia mencapai 313.737 dari total 303.416 posyandu.
Pemenuhan alat ukur timbang bayi tersebut dilakukan oleh Kemenkes secara bertahap. Pada 2019 tercatat 25.177 puskesmas memiliki antropometri kit. Pada 2020 sebanyak 1.823 posyandu, tahun 2021 sebanyak 16.936 posyandu, tahun 2022 berjumlah 34.256 posyandu. Pada tahun 2023 mencapai 127.033 posyandu
Sedangkan tahun 2024 ditargetkan mencapai 81.512 posyandu memiliki antropometri sehingga target pemberian antopometri terpenuhi di tahun ini. Pemerintah terus berupaya untuk menurunkan angka kematian ibu dan anak serta mencegah stunting. Salah satunya dengan mendistribusikan alat USG.
Hal ini untuk membantu pemeriksaan kehamilan ke Puskesmas sebagai upaya deteksi dini.
“Kementerian Kesehatan dalam dua tahun ini membagikan 300 ribuan timbangan antropometri ke seluruh posyandu,” ungkap Menkes Budi dikutip dari laman resmi Kemenkes, Rabu (31/1/2024).
Menurut Menkes Budi, pencegahan stunting juga sangat bergantung pada kondisi ibu saat hamil. Untuk mengetahui kesehatan bayi dalam kandungan diperlukan USG. Sebelumnya, hanya ada dua ribu USG dari 10 ribu puskesmas yang membutuhkannya. Dalam dua tahun terakhir, Kementerian Kesehatan mendistribusikan 10 ribu USG ke seluruh puskesmas.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga telah memeriksa ketersedian USG di fasilitas layanan kesehatan. Jokowi menyebut keberadaan alat ini sangat bermanfaat bagi ibu hamil dan juga bayi yang dalam kandungannya. “Kita harapkan nanti semuanya memiliki USG sehingga kehamilan ibu, bayi bisa dideteksi lebih dini,” harapnya.
Pihaknya ingin semuanya data masuk ke pusat data di Jakarta. Ini penting sekali dalam rangka pengentasan stunting. Dengan adanya bantuan alat timbang bayi digital atau antropometri, pihaknya juga ingin pertumbuhan bayi di Indonesia terpantau. Sehingga dapat mendeteksi apabila ada bayi yang kemungkinan mengalami stunting sejak dini.
“Ada 300 ribu lebih timbangan yang sudah kita berikan, yang sebelumnya tidak ada semuanya sekarang diberikan sehingga juga cek berat badan bayi, panjang balita, semuanya bisa dicek. Ini saya kira penanganan sejak dini seperti ini yang akan terus kita perbaiki,” tuturnya.