SERAYUNEWS-Lebih dari 11 ribu masyarakat dari berbagai daerah terjun ke sungai Gintung yang ada di Desa Jembangan, Kecamatan Punggelan, Banjarnegara, Senin (21/7/2025). Mereka saling berebut ikan dalam tradisi Gramak Iwak.
Ribuan masyarakat dari berbagai kalangan ini berebut ikan dengan menggunakan tangan kosong. Tidak hanya orang dewasa, tetapi juga anak-anak dan orang tua baik pria maupun wanita. Hal ini dilakukan sebagai bagian dari menjaga tradisi Gramak Iwak yang menjadi rangkaian peringatan ruwat bumi desa setempat.
Jarwadi, ketua panitia kegiatan mengatakan, Gramak Iwak atau menangkap ikan dengan tangan kosong di sungai merupakan satu tradisi warga yang hingga saat ini masih dipertahankan. Untuk itu pada ruwat bumi ini, panitia menyebar ikan lebih dari enam kwintal untuk diperebutkan warga di aliran sungai Ginting.
“Selain sebagai hiburan, kegiatan ini juga untuk menjaga tradisi, ternyata peserta tidak hanya dari warga setempat, tetapi juga ada dari luar daerah, termasuk dari Purbalingga dan Banyumas,” katanya.
Menurutnya, bagi peserta yang ikut dalam tradisi Gramak Iwak ini tidak diperkenankan menggunakan alat untuk menangkap ikan. Sehingga, peserta harus menangkap ikan dengan menggunakan tangan kosong.
Selain itu, Gramak Iwak yang menjadi bagian dari rangkaian acara ruwat bumi Desa Jembangan ini juga menjadi agenda tahunan. Sehingga, banyak warga dari luar desa maupun luar kabupaten yang tertarik mengikuti keseruan Gramak Iwak di sungai Gintung ini.
“Selain Gramak Iwak, nantinya juga ada kirab gunungan hasil bumi serta kegiatan lainnya. Ini dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur atas nikmat dari sang pencipta, sekaligus untuk menjalin silaturahmi dan kebersamaan warga,” katanya.
Selain itu, tradisi Gramak Iwak ini juga menjadi simbul akan untuk menjaga dan melestarikan lingkungan. Sebab, menangkap ikan dengan menggunakan tangan akan ikut menjaga hayati sungai terjaga, berbeda jika menangkap ikan dengan menggunakan racun atau lainnya.
“Ini adalah tradisi akhir bulan Muharram dari warga kami, dan acara ini sekaligus bentuk pelestarian budaya dan alam. Dengan semangat kebersamaan, warga diajak untuk menjaga lingkungan sungai serta terus bersyukur atas karunia alam yang melimpah,” ujarnya.