SERAYUNEWS-Rizki Juniansyah dan Rahmat Erwin Abdullah adalah lifter Indonesia kelas dunia. Sayangnya, keduanya sering bermain di kelas yang sama. Keduanya juga telah mendapatkan banyak penghargaan.
Rizki adalah atlet angkat besi yang masih berusia 22 tahun dan kelahiran Banten. Rizki bermain di kelas 70-an sampai 80-an Kg. Dia dilatih oleh suami dari kakak perempuannya yakni Triyatno. Sekadar diketahui, Triyatno adalah peraih medali perunggu Olimpiade Beijing 2008 untuk angkat besi kelas 62 Kg. Kemudian Triyatno meraih perak di Olimpiade 2021 untuk kelas 69 Kg.
Rahmat Erwin lebih tua dari Rizki. Rahmat kelahiran 24 tahun lalu di Makassar. Rahmat sering bertanding di kelas 70-an sampai 80-an Kg, sama dengan Rizki.
Rizki memiliki prestasi yang mentereng. Yang paling mengkilap tentunya medali emas Olimpiade 2024 untuk angkat besi kelas 73 Kg. Dia juga baru saja juara IWF World Championships 2025 di Forde Norwegia untuk kelas 79 Kg.
Dia juga pernah juara IWF World Cup 2024 di Phuket untuk kelas 73 Kg. Dia pernah juara Islamic Solidarity Games pada 2021 untuk kelas 73 Kg. Dia pernah main di kelas 81 Kg dan mendapatkan perat di Kejuaraan Asia 2025. Selain itu masih banyak prestasi yang didapatkan Rizki.
Sementara, Rahmat juga memiliki prestasi yang luar biasa. Dia adalah pemegang medali perunggu Olimpiade 2020 untuk kelas 73 Kg. Dia mendapatkan medali emas untuk Asian Games 2022 untuk kelas 73 Kg. Rahmat dua kali menjadi juara di World Championships pada 2021 dan 2022 untuk kelas 73 Kg.
Rahmat juara di IWF Grand Prix 2021 untuk kelas 81 Kg. Dia juga juara Asia dua kali pada 2024 dan 2025 di kelas 73 Kg. Selain itu, masih banyak prestasi yang Rahmat ukir di ajang angkat besi.
Sering bermain di kelas yang sama, maka kedua lifter ini tak terhindarkan dari rivalitas. Memiliki dua lifter yang sama hebat di kelas yang nyaris selalu sama, ada keuntungan dan kerugian bagi Indonesia. Keuntungannya karena memiliki lebih dari satu lifter hebat di kelas yang sering sama.
Kerugiannya seperti saat Olimpiade. Di Olimpiade, satu negara hanya boleh diwakili satu lifter untuk satu kelas. Nah pada kualifikasi Olimpiade 2024, Rizki dan Rahmat harus bersaing. Sebab, hanya satu lifter Indonesia yang boleh bertanding, maka keduanya harus bersaing. Saat itu, Rizki mampu mengungguli Rahmat dan berhak lolos ke Olimpiade 2024. Kegagalan ke Olimpiade tentu menyedihkan bagi Rahmat. Sebab, di Olimpiade 2020, Rahmat meraih perunggu dan itu terjadi saat dirinya tidak diunggulkan.
Namun, sebelum Olimpiade yakni pada kejuaraan Asia pada Februari 2024, Rahmat mampu mengungguli Rizki. Di kejuaraan Asia angkat besi di nomor 73 Kg, Rahmat menjadi juara, sementara Rizki menjadi runner up.
Pada ajang IWF World Cup 2024 yang berlangsung Maret-April, Rizki mampu mengalahkan Rahmat di kelas 73 Kg. Rizki menjadi juara dan Rahmat menjadi runner up. Di IWF World Championships 2022, Rahmat mampu mengalahkan Rizki di kelas 73 Kg. Rahmat jadi juara dan Rizki jari runner up.
Jika dilihat dari medali di Olimpiade, maka Rizki lebih unggul karena dia mendapatkan emas, sementara Rahmat mendapatkan perunggu. Tapi di beberapa level lainnya, Rahmat lebih unggul. Rahmat pernah dapat medali emas Asian Games 2024. Sementara kala itu Rizki tidak ikut berpartisipasi karena cedera.
Rahmat dua kali juara IWF World Championships, sementara Rizki baru sekali juara. Rahmat dua kali juara Kejuaraan Asia, sementara Rizki belum pernah. Yang pasti, rivalitas keduanya memang luar biasa.
Sebenarnya, khusus untuk Olimpiade, keduanya bisa dimainkan di kelas yang berbeda. Sehingga, keduanya bisa sama-sama bermain di Olimpiade. Hanya saja, untuk kasus Olimpiade 2024, tidak ada kelas 79 atau 81 Kg. Saat itu yang ada adalah kelas 73 Kg. Rizki da Rahmat tentu hanya bisa berkompetisi di 73 Kg sehingga persaingan keduanya tak terelakkan.
Nah, tinggal ditunggu saja apakah Olimpiade 2026 akan memberikan kemungkinan Rizki dan Rahmat main di kelas yang berbeda. Jika memungkinkan main di kelas yang berbeda, tentu sangat menguntungkan bagi Indonesia karena ada dua potensi medali dari dua lifter kelas dunia ini.