Cilacap, serayunews.com
Seperti halnya pemilihan Bupati Cilacap, kala itu yang juga diangkat melalui jalur keturunan. Berdasarkan catatan Dinas Arpus Cilacap, sedikitnya terdapat 5 bupati yang dipilih melalui jalur tersebut.
Mulai dari Bupati Cilacap pertama, Raden Tumenggung Tjakra Werdana II yang memerintah dari 1858 sampai 1873. Hingga Bupati Cilacap ke 5, Raden Mas Adipati Arya Tjakra Sewaya yang memerintah dari 1927 sampai 1950.
Adapun dasar berdirinya Kabupaten Cilacap adalah Besluit atau Surat Keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda, tanggal 21 Maret 1856 Nomor 21 yang menetapkan Onder Regentschap atau Kawedanan Cilacap ditingkatkan menjadi Regentschap atau Kabupaten Cilacap.
Raden Mas Adipati Arya (RMAA) Tjakra Sewaya, menjadi Bupati Cilacap terakhir yang diangkat melalui jalur keturunan. Setelahnya, pemilihan bupati melalui Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) hingga 2002. Serta berlanjut pemilihan kepala daerah langsung, sejak 2007 hingga saat ini.
Sejarawan Cilacap, Riyad Ginanjar Widodo mengatakan, sosok RMAA Tjakra Sewaya memang cukup menarik untuk dibahas. Selain sebagai Bupati Cilacap terakhir yang diangkat melalui jalur keturunan, dia juga merupakan bupati yang mengalami tiga zaman, yakni era Belanda, Jepang, dan Kemerdekaan RI.
“Tjakra Sewaya ini menarik, beliau bupati terakhir yang dari keturunan. Setelah itu, sudah menggunakan sistem pemerintahan RI,” katanya kepada serayunews.com, Kamis (3/11/2022).
Dia menjelaskan, Bupati Cilacap ke 5 ini memiliki nama lahir Raden Mas Adoe Soedjak. Ia merupakan putra dari Bupati Cilacap ke 4, Raden Mas Adipati Tjakrawerdaya yang memerintah dari 1882 sampai 1927. RMAA Tjakra Sewaya, menikah dengan putri dari Kasunanan Surakarta yang merupakan cucu Sunan Paku Bowono 10.
“Setelah menikah beliau mengganti nama, dari Raden Mas Adoe Soedjak menjadi RMAA Tjakra Sewaya. Kalau bangsawan zaman dulu biasa mengganti nama, jadi ada nama lahir dan nama dewasa,” tuturnya.
Menurut catatan, kata dia, RMAA Tjakra Sewaya diangkat oleh Pemerintah Belanda menjadi Bupati Cilacap menggantikan ayahandanya pada 11 April 1927. Dia pun memimpin Kabupaten Cilacap, selama kurang lebih 23 tahun.
Hingga akhirnya di Tahun 1950, pemerintah RI memberhentikan dengan hormat RMAA Tjakra Sewaya dari jabatan Bupati Cilacap. Dengan alasan, sudah memasuki usia lanjut yang kemudian mendapatkan hak pensiun.
“Namun bagi saya yang menarik dari beliau, pernah menjadi delegasi dari Indonesia yang menghadiri penobatan Ratu Wilhelmina di Belanda pada 1948. Bisa dibayangkan, pemimpin daerah ikut ke acara penting di sana, artinya bisa menunjukkan kapasitas,” jelasnya.