SERAYUNEWS – Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Blora Kantor Wilayah Kemenkumham Jawa Tengah, terus berupaya memberikan pelayanan dan pembinaan terbaik bagi warga binaannya.
Oleh karena itu, Rutan Blora meluncurkan inovasi Layanan Perpustakaan Keliling (Lapustaling), Senin (14/10/2024).
Seperti pepatah “Buku adalah jendela dunia”, Rutan Blora membuka akses pembinaan kepribadian terhadap warga binaannya dengan membaca buku.
Selain mengisi waktu luang, tujuan utama inovasi ini tak lain adalah membuka wawasan serta pengetahuan warga binaan untuk dapat terus mengikuti perkembangan informasi di luar sana.
Selain dari koleksi buku internal, Rutan Blora juga menjalin kerja sama dengan Perpustakaan Daerah Kabupaten Blora.
Guna memenuhi pasokan buku bacaan yang beragam bagi warga binaan. Tak kurang ratusan buku bacaan setiap hari siap pinjam untuk warga binaan dengan berbagai genre.
Inovasi ini bernama Layanan Perpustakaan Keliling “Lapustaling” yang senantiasa berkeliling menyediakan buku bacaan bagi warga binaan oleh Tahanan Pendamping.
Tamping perpustakaan ini telah melalui sidang TPP dengan pengawasan langsung oleh petugas. Nampak setiap hari banyak warga binaan yang meminjam buku bacaan guna mengembangkan wawasan dan membuka ilmu pengetahuan.
Kepala Kanwil Kemenkumham Jateng, Tejo Harwanto melalui Kepala Rutan Blora, Budi Hardiono mengatakan, inovasi Lapustaling ini hadir guna memenuhi hak warga binaan untuk dapat memperoleh informasi dan pengetahuan.
“Kami ingin memastikan bahwa setiap warga binaan memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang, meskipun mereka berada di dalam rutan. Dengan adanya Lapustaling, mereka dapat memperluas wawasan dan mendapatkan akses ke informasi yang mungkin selama ini terputus. Membaca adalah jendela untuk masa depan, dan kami berharap melalui program ini, warga binaan bisa mempersiapkan diri dengan lebih baik saat kembali ke masyarakat nantinya,” jelasnya.
Ia juga menambahkan bahwa program ini, merupakan bagian dari upaya pihak rutan dalam memberikan pembinaan yang lebih menyeluruh.
“Tidak hanya pembinaan fisik dan keterampilan, tetapi juga pembinaan mental dan intelektual. Buku-buku yang kami sediakan tidak hanya untuk hiburan, tetapi juga untuk membekali mereka dengan pengetahuan yang dapat berguna dalam kehidupan sehari-hari, baik selama mereka di sini maupun setelah mereka bebas,” tambah Budi.
Dengan adanya Lapustaling, Rutan Blora ingin memastikan bahwa proses pembinaan tidak hanya terbatas pada fisik.
Namun juga pada peningkatan mental, intelektual, dan moral warga binaan sehingga ketika kembali ke masyarakat dapat diterima kembali dan tidak mengulangi perbuatan yang kurang baik.