SERAYUNEWS – Sejak Januari hingga November 2023, Dinas Kesehatan Banyumas mencatat ada 4.211 kasus Tuberkulosis (TBC).
“Dibandingkan tahun lalu jumlahnya meningkat, tahun lalu tercatat ada 3.815 kasus,” kata Subkoordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas, Arif Burhanudin, Kamis (30/11/2023).
Sampai akhir tahun nanti, jumlah bisa bertambah lagi. Tetapi peningkatan jumlah yang terdeteksi, semakin bagus. Maka dari itu, pihaknya terus berupaya untuk mencari dan mendata masyarakat yang terjangkit.
Dia menjelaskan, semakin banyak jumlah yang terdeteksi tinggal upaya untuk mengobati.
“Lebih banyak dewasa, anak-anak sekitar 30 persen, dan dewasa 70 persen. Apabila sudah pengobatan, sembuh dan tidak menularkan lagi, selanjutnya adalah upaya penurunan penularan,” kata dia.
Demi hasil maksimal, Dinas Kesehatan Banyumas menggandeng berbagai pihak untuk pendeteksian warga yang terkena TBC.
“Pencarian kasus dengan melibatkan berbagai sektor, baik pemerintah, swasta dan masyarakat,” kata dia.
Tuberkulosis atau TBC, merupakan penyakit akibat infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis di paru.
Bakteri tuberkulosis yang menyerang paru menyebabkan gangguan pernapasan, seperti batuk kronis dan sesak napas. Penderita TBC biasanya juga mengalami gejala lain seperti berkeringat di malam hari dan demam.
Pengobatan penyakit tuberkulosis, biasanya membutuhkan waktu berbulan-bulan dengan aturan minum obat yang ketat guna mencegah risiko terjadinya resistensi antibiotik.
Jika tidak mendapat penanganan dengan segera, TBC dapat berakibat fatal. Sebab berdasarkan laman kemkes.go.id, bakteri Mycobacterium tuberculosis dapat menginfeksi bagian organ tubuh lainnya seperti ginjal, tulang, sendi, kelenjar getah bening, atau selaput otak.