Cilacap, Serayunwes.com- Himbauan pemerintah kepada masyarakat di luar kota Cilacap untuk tidak mudik ke kampung halaman, ternyata tidak diindahkan. Pasalnya, sampai Sabtu (28/3) malam, sudah ada sekitar 12 ribu perantau yang terdata masuk ke Cilacap.
Wakil Bupati Cilacap Syamsul Auliya Rachman mengatakan banyaknya masyarakat yang mudik karena sampai saat ini belum ada kebijakan pemerintah pusat untuk melakukan “lockdown” daerah yang sudah menjadi zona merah covid-19.
“Per tanggal 28 Maret sudah ada 12 ribu lebih, ini hasil lapiran dari para camat,” ujar Wabup, Minggu (29/3).
Mereka yang baru datang ini langsung diminta untuk melaporkan ke RT, RW dan juga memeriksakan diri ke Puskesmas terdekat. Para perantau dari bernagai daerah ini juga dihimbau untuk mengisolasi diri di rumah masing-masing.
Para perantau ini juga bisa memanfaatkan apkikasi screening, untuk memantau kesehatannya, sekaligus data-data nama dan alamat. Sehingga pemerintah dengan mudah melakukan pemantauan.
“Kita juga meminta agar RT RW untuk memantau, dan mernghimbau para pemudik ini.agar tidak keluar rumah dulu selama 14 hari,” katanya.
Para perantau ini berpotensi membawa virus corona ke Cilacap. Pasalnya, diketahui jika banyak dari orang dalam pengawasan (ODP) maupun pasien dalam pengawasan (PDP) di Cilacap memiliki riwayat bepergian ke kota yang terinfeksi Corona.
Sampai Minggu pukul 10.00 WIB, ada sebanyak 427 orang dalam pemantauan (ODP) di Cilacpa, dengan 66 orang selesai pemantauan, dan 361 dalam pemantauan. Serta 27 pasien dalam pengawasan (PDP), dengan hasil 9 orang dinyatakan negatif corona, 18 orang menunggu hasil lab, dan dua orang positif corona.
Dari jumlah PDP tersebut, 3 orang sudah meninggal dunia, dengan status 2 orang masih menunggu hasil laboratorium dan satu orang positif corona.