SERAYUNEWS– Persoalan ketahanan pangan di Kabupaten Cilacap menjadi perhatian serius pemerintah daerah. Sebanyak 26 desa tercatat masuk dalam kategori rawan pangan, yang bukan hanya dipicu oleh minimnya ketersediaan bahan makanan, tetapi juga oleh persoalan infrastruktur dasar, akses terhadap air bersih, sanitasi, hingga tingginya angka stunting.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Dishanpan) Kabupaten Cilacap, Sigit Widayanto, mengungkapkan bahwa desa-desa tersebut tersebar di berbagai kecamatan dengan karakteristik ekonomi rendah dan sebagian besar dikategorikan sebagai daerah miskin ekstrem.
“Wilayah kota tidak termasuk. Rawan pangan itu kompleks, bukan cuma soal makanan, tapi juga sanitasi, gizi, air bersih, dan infrastruktur,” jelas Sigit, Rabu (6/8/2025).
Kondisi ini menunjukkan bahwa ketahanan pangan tidak bisa dipandang hanya sebagai soal ketersediaan bahan pokok. Menurut Sigit, berbagai faktor sosial dan lingkungan turut berperan dalam menciptakan kerentanan pangan, terutama di daerah-daerah terpencil dan tertinggal.
Sebagai langkah awal, Dishanpan telah menyalurkan bantuan pangan yang bersumber dari APBD maupun APBN. Namun, Sigit menegaskan bahwa penanganan persoalan ini tidak bisa diselesaikan oleh satu instansi saja. Dibutuhkan pendekatan multisektor untuk mencapai hasil yang nyata dan berkelanjutan.
“Kami sudah berkoordinasi dengan Bappeda agar OPD terkait ikut bergerak. Masalah stunting ditangani Dinas Kesehatan, infrastruktur oleh PUPR, dan lainnya,” ujarnya.
Pola penanganan terpadu ini, menurut Sigit, menjadi kunci utama dalam menurunkan angka kerawanan pangan secara menyeluruh. Ia menekankan pentingnya kolaborasi antar Organisasi Perangkat Daerah (OPD), agar program yang dilaksanakan dapat menjangkau aspek-aspek fundamental kehidupan masyarakat desa.
“Kami berharap kerja sama lintas OPD ini jadi langkah nyata. Harapannya, tidak ada lagi desa yang tertinggal secara pangan,” tegasnya.
Dengan dorongan kuat dari Dishanpan, sinergi lintas sektor diharapkan segera terwujud, sehingga setiap intervensi dapat tepat sasaran dan berdampak langsung. Tantangan rawan pangan memang tidak sederhana, namun dengan aksi bersama, Cilacap bisa mewujudkan ketahanan pangan yang inklusif dan merata.