SERAYUNEWS – Desa Cikakak, Banyumas, kembali menggelar tradisi tahunan yang menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya masyarakat setempat, yaitu Jaro Rojab.
Sekitar 2.000 warga antusias terlibat dalam tradisi ini, baik sebagai peserta aktif maupun pengunjung yang datang menyaksikan keunikannya.
Tradisi Jaro Rojab melibatkan kegiatan gotong royong, di mana warga bergandengan tangan memperbaiki pagar (jaro) di sekitar Masjid Saka Tunggal dan kompleks makam leluhur. Tradisi ini setiap bulan Rajab sebagai bagian dari persiapan menyambut bulan Ramadan.
“Alhamdulillah, acara berlangsung lancar dan ramai. Tradisi ini sudah menjadi acara rutin yang terus terjaga,” ujar Kepala Desa Cikakak, Akim, Minggu (27/01/2025).
Dalam suasana yang penuh semangat, kaum laki-laki tampak sibuk memotong dan membelah bambu untuk mengganti pagar lama.
Sementara itu, kaum perempuan membawa bekal makanan sebagai bentuk dukungan terhadap para pekerja.
Tradisi Jaro Rojab juga menjadi momen untuk berziarah dan menggelar doa bersama di tiga makam tokoh penting, termasuk Makam Kiai Toleh.
“Masyarakat dari luar desa juga banyak yang datang untuk berziarah. Dalam rangkaian acara, ada sesi doa di tempat kuncen yang masing-masing memiliki jamaahnya,” kata Akim.
Kiai Toleh, terkenal sebagai tokoh penyebar agama Islam setempat, sekaligus pendiri Masjid Saka Tunggal.
Masjid ini memiliki tiang tunggal dengan ukiran angka Arab misterius, bertahun 1288. Kompleks masjid ini juga menjadi habitat kera ekor panjang yang menambah daya tarik wisata.
Jaro Rojab tidak hanya mencerminkan nilai gotong royong yang menjadi ruh bangsa Indonesia, tetapi juga berpotensi menjadi daya tarik wisata budaya.
“Tradisi ini memiliki makna mendalam tentang kerja sama dan solidaritas. Kami berharap Desa Cikakak semakin dikenal sebagai tujuan wisata budaya yang menarik wisatawan,” tambah Akim.
Gotong royong sebagai inti tradisi Jaro Rojab menjadi simbol kuat kebersamaan masyarakat.
“Gotong royong adalah kekuatan dan ruh bangsa ini. Alhamdulillah, semangat ini masih terjaga di sini,” ungkapnya.
Dengan tingginya animo masyarakat yang mengikuti atau menyaksikan tradisi ini, kegiatan Jaro Rojab diharapkan membawa dampak positif bagi perekonomian lokal.
Kehadiran wisatawan tidak hanya meningkatkan kesadaran akan tradisi, tetapi juga memberi manfaat bagi sektor kuliner dan kerajinan lokal.