SERAYUNEWS-Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap, kembali menggelar Sekolah Lapang Cuaca Nelayan (SLCN) bagi nelayan di Kabupaten Cilacap, Kamis (19/12/2024) di Gedung Dwijaloka Cilacap. Hal ini, untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman nelayan tentang informasi cuaca dan iklim.
Kepala Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap, Bagus Pramujo menyampaikan, SLCN merupakan pembelajaran interaktif, menggunakan metode belajar dan praktik. Peserta ini dikuti oleh nelayan di wilayah Kabupaten Cilacap.
Untuk jumlah peserta yang mengikuti SLCN Ke-2 sebanyak 100 personel, terdiri dari 81 nelayan yang berasal dari Kabupaten Cilacap dan 19 personel dari dinas terkait lainnya.
“Materi pokok yang diberikan di antaranya pengenalan produk dan memahami informasi cuaca dan iklim maritim, cara membaca informasi cuaca maritim, pengenalan alat-alat observasi, dan peran Dinas Perikanan Kabupaten Cilacap dalam meningkatkan keselamatan dan kesejahteraan nelayan,” ujarnya.
Pj. Bupati Cilacap, M. Arief Irwanto mendukung penuh kegiatan SLCN ini. Pasalnya, iklim memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung budidaya perikanan, termasuk mendukung kegiatan nelayan laut dalam aktivitas menangkap ikan.
Menurutnya, perubahan iklim hingga terjadinya iklim ekstrem dapat berdampak buruk pada produktivitas perikanan dan mengancam keselamatan nelayan saat melaut. Kondisi ini apabila tidak dikelola dengan baik dapat memberikan dampak buruk bagi nelayan dan stabilitas pasokan pangan.
“Saya berharap melalui SLCN para nelayan dilatih membaca informasi yang rutin diberikan BMKG seperti perkiraan musim hujan dan kemarau, tinggi gelombang, kecepatan dan arah angin, maupun informasi cuaca dan iklim lainnya. Jadilah nelayan yang menyesuaikan alam, jangan alam yang menyesuaikan keinginan nelayan,” ujarnya.
Kepala Balai Besar Meteorologi Klimatologi Geofisika Wilayah II, Hartanto berharap, peserta SLCN ini bisa menjadi agen dan menyebarluaskan informasi kepada nelayan yang lainnya.
“BMKG memiliki dan mengeluarkan informasi secara rutin terkait dengan informasi iklim atau cuaca, tetapi itu tidak cukup, sehingga perlu disampaikan kepada masyarakat, karena peserta ini juga mempunyai kewajiban menyebarluaskan kepada orang lain yang terdekat,” ujarnya.
Salah satu peserta SLCN dari Kelompok Nelayan PPC, Joyo Sumpeno mengungkapkan, bahwa materi yang diterima dalam SLCN ini membantu nelayan dalam memahami informasi cuaca dan iklim maritim sebelum melaut.
“SLCN ini sangat membantu kami, karena kita jadi bisa membaca informasi cuaca dan iklim maritim sebelum melaut, sehingga sewaktu berangkat melaut dapat diketahui kondisi cuaca dan lokasi potensi ikan, jadi tidak sembarang asal berangkat,” ujarnya
Pembukaan SLCN ini juga turut dihadiri sejumlah jajaran pejabat BMKG wilayah Jawa Tengah, instansi terkait, serta hadir secara daring Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto melalui zoom.