Banjarnegara, Serayunews.com
Keberadaan nasi tumpeng tidak lepas dari berbagai kegiatan kemasyarakatan, termasuk kegiatan nyadran bagi masyarakat Jawa saat menyambut Ramadan. Memanfaatkan momentum ini, SMPN 1 Bawang menjadikan nasi tumpeng sebagai penilaian ujian prakarya siswa sebagai ajang pembelajaran sekaligus mempertahankan warisan budaya.
Kepala SMP Negeri 1 Bawang, Fransiska Yulianti Parera mengatakan, dalam pembelajaran sekolah, ada pelajaran prakarya siswa, kegiatan ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, termasuk adanya praktik pembuatan nasi tumpeng lengkap dengan lauk dan minuman jus.
“Pembuatannya menggunakan jam pelajaran, siswa dibagi dalam kelompok. Masing-masing kelompok membuat satu nasi tumpeng lengkap dengan lauk serta minuman segar. Penilaian dilakukan oleh guru prakarya yang ada di sekolah kami,” katanya.
Guru Prakarya SMPN 1 Bawang Murdiyah mengatakan, dalam prakarya ini, tema yang diangkat adalah olahan serealia menjadi makanan khas, dan nasi tumpeng menjadi pilihan karena memiliki nilai tersendiri bagi budaya bangsa.
“Ada beberapa penilaian dalam prakarya nasi tumpeng ini, mulai dari rasa, komposisi, kreatifitas, kebersihan, dan ketepatan waktu. Sebab dalma membuat nasi tumpeng lengkap dengan lauk dan minumanya, setiap kelompok hanya diberi waktu 80 menit,” katanya.
Dikatakannya, pembuatan nasi tumpeng ini merupakan kerja kelompok, sehingga para siswa harus mampu membagi tugas dan tanggungjawabnya, sebab jika satu saja terjadi kesalahan, maka akan merugikan tim tersebut.
“Praktik memasak dan menata makanan ini memang menjadi pembelajaran rutin dalam prakarya siswa. Ini juga mengajarkan bagimana menjaga budaya dan tradisi serta membuat makanan yang sehat dan bergisi,” ujarnya.
Selain itu, pembuatan menu makanan yang sehat melalui prakarya ini juga mengajarkan para siswa untuk berlatih mandiri dan mampu menerapkan jiwa gotong royong yang merupakan satu bentuk pengamalan pancasila.