Cilacap, serayunews.com
Aksi penolakan tersebut secara tegas disampaikan Sekjen SPP PWK Dwi Jatmoko dalam keterangan rilisnya bersama pengurus dan anggota, pada Kamis (9/2/2023) di Kantor Sekretariat SPP PWK Cilacap.
Menurutnya, ada hal yang patut diduga bahwa penawaran saham ini menjadi jalan pintas, bagi pemburu rente untuk menjual perusahaan negara dan juga afiliasinya yang strategis bagi pemenuhan kebutuhan rakyat, alias privatisasi.
Lanjut Jatmoko, hal ini selaras dengan sikap Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) dan akan tetap tegak lurus pada keputusan organisasi melalui instruksi Presiden FSPPB, termasuk dalam mengawal kasus IPO PT Pertamina Geothermal Energy (PGE).
Baca juga: [insert page=’jejak-inspirasi-perjuangan-pekerja-pertamina-begini-penampakan-sekretariat-baru-spp-pwk-cilacap’ display=’link’ inline]
“Seluruh pekerja Pertamina RU IV Cilacap melalui SPP PWK menolak IPO PGE, menuntut penghentian segala upaya privatisasi dan afiliasinya di seluruh unit usaha Pertamina. Tidak ada alasan yang dibenarkan aset negara diperlakukan menjadi bukan lagi milik negara, lalu dijual kepada swasta dan asing,” ujarnya.
Selain itu, SPP PWK menilai tidak ada urgensi dari rencana IPO selain untuk menjual aset kepada pihak swasta yang menguntungkan para pemburu rente. Padahal selama ini PGE mencatatkan kinerja positif sepanjang tahun sebagai badan usaha milik negara.
Dia menjelaskan, dengan kapasitas total Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di Indonesia sebesar 2.292 Mega Watt (MW). Sampai dengan tahun 2022 PGE memegang kuasa atas WKP sebanyak 82% baik dengan skema operasi sendiri ataupun Joint Operation Contract.
Sehingga menurutnya, Indonesia memiliki kurang lebih 40% cadangan geothermal dunia dengan potensi cadangan 25.4 Giga Watt menjadikan Indonesia sebagai negara pemilik cadangan terbesar di dunia.
Selanjutnya dalam hal pendanaan investasi, PT PGE tidak pernah kesulitan mendapatkan mitra strategis dalam setiap proyek pengembangan bisnis, termasuk sangat mudah dalam mendapatkan Soft Loan. Faktanya saat ini PT PGE telah dan sedang bekerja sama dengan banyak pihak sebagai Lender strategis dan mendapatkan bunga pinjaman lunak.
“Penolakan SPP PWK ini ditegaskan akan berlanjut dengan merencanakan berbagai upaya lanjutan sesuai instruksi FSPPB. Termasuk siaga satu melakukan serangkaian rencana aksi lainnya,” tandasnya.
Seperti diketahui, PT PGE Tbk resmi melantai di bursa setelah diresmikan pada acara Public Expose di Jakarta pada Rabu (01/02/2023). PGE menawarkan 25% sahamnya ke publik dengan jumlah saham yang ditawarkan mencapai 10,35 miliar saham dengan masa pembentukan harga Rp 820 – 945 per saham.