Banjarnegara, Serayunews.com
Hadirnya PMII di STAI Tanbihul Ghofiliin ini diharapkan, mampu mewadahi para mahasiswa yang berada di lingkungan pondok pesantren. Selain itu, PMII STAI ini diharapkan menjadi wadah bagi kalangan mahasiswa STAI dalam aktualisasi pergerakan mahasiswa berbasis pesantren dan menjawab tantangan peradaban.
Deklarasi komisariat persiapan ini juga dihadiri oleh Plh Bupati Banjarnegara, Syamsudin, Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto serta pengasuh yang juga ketua yayasan Pondok Pesantren Tanbihul Ghofiliin Banjarnegara KH Muhammad Chazah Hasan.
Dalam sambutannya, Plh Bupati Banjarnegara Syamsudin mengatakan, bergabungnya mahasiswa STAI Tanbihul Ghofiliin dalam organisasi kepemudaan ini akan memberikan hal positif dalam pergerakan.
“Saya yakin dan percaya santri yang menjadi mahasiswa STAI TanGho ini bisa berperan aktif dalam berbagai kegiatan positif,” katanya.
Menurutnya, selama ini Pondok Pesantren Tanbihul Ghofiliin juga sudah banyak perperan aktif dalam pembangunan dan mendukung program pemerintah daerah. Sehingga para santri yang berada di pesantren ini siap untuk melanjutkan ekstafet pembangunan dengan tetap mengedepankan nilai-nilai keagamaan.
PC PMII Wonosobo, A Munawir mengatakan, sebagai mahasiswa dan santri, terlibat dalam organisasi tentu sangat penting, apalagi santri nantinya akan terjun langsung pada masyarakat, organisasi ini juga ikut mengawal agen of change. Organisasi PMII sendiri secara kultur, asas dan ideologi sama dengan Nahdlotul Ulama, yaitu Ahlussunah Wal Jema’ah.
“Ini akan menambah kekuatan iman kita semua. Insya Allah kalian akan menjadi penerus bangsa Indonesia dan pemimpin yang berpegang agama,” ujarnya.
Dikatakannya, Indonesia memiliki bonus demografi, perguruan tinggi dan pesantren adalah gudangnya gen z, maka diera 4.0 pemuda harus benar-benar menjadi penerus yang terdidik paham mengenai agama.
Pengasuh PP Tanbihul Ghofiliin Banjarnegara KH M Chamzah Hasan menyebutkan bahwa pemuda-pemuda saat ini adalah calon pemimpin di masa depan. Di tangan-tangan pemuda itulah nasib umat, dan di bawah kaki pemuda itulah kehidupan umat. “Bisa kita bayangkan seandainya pemuda mlempem, tidak ada pergerakan. Dalam rangka mengapresiasi itu kalian harus punya dasar yang harus dipegang dalam setiap pergerakan. Khususnya anak-anak muda harus bisa mengambil peran,” katanya.