Banjarnegara, Serayunews.com
Atas daras itu, Santri Gayeng Nusantara (SGN) bersama dengan STAI Tanbihul Ghofiliin, menggelar pelatihan santri 4.0 sebagai dasar dan bekal bagi para santri untuk terus berdakwah dan menyebarkan Islam yang rahmatal lil alamin.
Sekteratis Media Santri Gayeng Nusantara, Maula Asadillah Al faruq menyampaikan, sebenarnya santri memiliki kriteria 10 skill yang mampu digunakan dalam era 4.0. Dengan skill yang dimiliki, maka santri dapat menguasai zona 4.0 dan menyampaikan dakwah Islam yang rahmatal lil alamin.
“Saat ini santri tidak mengenal zona 4.0, belum tahu bagaimana masuk zona tersebut, kaum sarungan ini juga masih malu-malu dan ragu untuk masuk zona ini.. Santri ragu dalam menyampaikan pesan melalui sistem digital, karena takut salah,” katanya.
Menurutnya, di negeri ini publik mengenal internet sebagai kebutuhan hidup. Saat ini hampir semua kebutuhan berbasis internet, meski masih didonimasi media sosial.
Fakta saat ini, Islam garis keras atau puritan banyak memanfaatkan media sosial sebagai media dakwah mereka. Ini terbukti berhasil dengan banyaknya masyarakat yang merujuk pada pemikiran tokoh yang mereka sebarkan.
“Jika kelompok ini semakin masif dalam menguasai media sosial, maka posisi Islam yang ramhatal lil alamin akan semakin lemah. Untuk itu, kaum santri harus memegang peranan ini agar cita-cita para ulama pendiri bangsa dalam mewujudkan rahmatal lil alamin dapat terwujud,” ujarnya.