Advertisement
Advertisement
Kepala Bidang Perdagangan, Dinas Perdagangan, Koperasi dan UKM Titi Suwarni mengatakan, faktor yang membuat kedelai mahal merupakan faktor global. Harga kedelai di tingkat global juga mengalami kenaikan, sehingga berdampak pada harga kedelai impor ke Indonesia.
“Ini karena faktor global, karena harganya naik juga di semua Negara,” ungkapnya, Rabu (6/1/2021).
Ia menambahkan, faktor utama penyebab kenaikan harga kedelai dunia adalah lonjakan permintaan kedelai dari China kepada AS selaku eksportir kedelai terbesar dunia.
Pada Desember 2020 permintaan kedelai China naik dua kali lipat, yaitu dari 15 juta ton menjadi 30 juta ton.
Hal ini mengakibatkan berkurangnya distribusi, sehingga terjadi hambatan pasokan terhadap negara importir kedelai lain termasuk Indonesia.
“Untuk itu perlu dilakukan antisipasi pasokan kedelai oleh para importir karena stok saat ini tidak dapat segera ditambah mengingat kondisi harga dunia dan pengapalan yang terbatas,” tuturnya.
Lebih lanjut Titi menjelaskan, bahwa stok untuk Kabupaten Cilacap cukup aman. Pihaknya bisa memastikan dan sudah cek di gudang importir/distributor yang ada di Cilacap yaitu CV. FKS Multiagro yang ada di Kawasan Industri Cilacap.
“Stok itu ada tapi harga merangkak naik dan bahkan sudah dari Juli sampai dengan saat ini. Untuk itu, penyesuaian harga tahu dan tempe pun harus dilakukan mau tidak mau. Sebab, jika harga tetap normal, maka akan memberatkan pengrajin karena harga bahan bakunya naik,” tuturnya.
Titi mengungkapkan, untuk mengantisipasi itu pihaknya sudah meminta ke distributor untuk segera mengirim kedelai ke pedagang pedagang besar yang ada diwilayah dan kemudian diteruskan ke pengecer-pengecer.