SERAYUNEWS– Setelah sempat memicu kegaduhan di media sosial, kasus kecelakaan yang melibatkan Camat Wanareja, Cilacap, Irwan Arianto, akhirnya berakhir damai. Insiden yang terjadi di ruas jalan Ayah–Karangbolong, Kebumen, Minggu (29/6), sempat viral lantaran disebut-sebut sebagai kasus tabrak lari, melibatkan kendaraan Fortuner dan sebuah mobil Suzuki yang dikendarai Jovans Akbar.
Namun, pada Selasa, 1 Juli 2025, kedua pihak sepakat berdamai melalui mediasi yang difasilitasi Unit Gakkum Satlantas Polres Kebumen. Dalam pertemuan itu, Irwan Arianto disebut telah bertanggung jawab penuh atas biaya pengobatan dan perbaikan kendaraan pihak korban.
“Atas kejadian tersebut, kami kedua belah pihak telah mencapai kesepakatan bersama, dengan hasil pihak saudara Irwan selaku pengemudi Fortuner telah bertanggung jawab atas pengobatan keluarga saya, dan perbaikan mobil saya di dealer resmi Suzuki,” ujar Jovans Akbar.
Yang cukup mengejutkan, Jovans juga menyampaikan permintaan maaf terbuka atas unggahan yang ia sebarkan di media sosial. Ia mengakui bahwa postingannya bisa saja tidak sesuai dengan kenyataan dan bahkan menyinggung pihak yang tidak terlibat langsung dalam kejadian tersebut.
“Saya mengucapkan permohonan maaf kepada keluarga besar Bapak Irwan Arianto, kepada Pemkab Cilacap, dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, atas kegaduhan postingan yang saya posting di media sosial yang belum tentu sesuai dengan fakta di lapangan,” lanjut Jovans.
Ia bahkan mengakui bahwa dirinya telah mempublikasikan data pribadi keluarga Irwan yang tidak terkait langsung dengan kecelakaan, sehingga menimbulkan opini liar.
Irwan Arianto beserta keluarga besarnya juga menyampaikan maaf atas postingan-postingan yang beredar. “Kami harapkan kepada masyarakat, untuk permasalahan sudah selesai, kembali ke aktivitas masing-masing, tidak mempermasalahkan lagi dan kondusif,” ucap Irwan dalam pernyataan damainya.
Kesepakatan damai ini sekaligus menandai berakhirnya polemik yang telah menjadi perbincangan publik. Kedua belah pihak kini berharap masyarakat dapat menghentikan penyebaran informasi yang tidak akurat dan menjaga suasana tetap kondusif.
Kasus ini menjadi pelajaran penting tentang bagaimana kekuatan media sosial bisa mempengaruhi opini publik, bahkan sebelum fakta benar-benar terungkap.