SERAYUNEWS – Mahasiswa mengadu ke komisi x DPR RI, terkait tingginya biasa pendidikan. Hal ini merupakan buntut penolakan terhadap rektorat, atas kenaikan Uang Kuliah Tinggal (UKT) di Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto.
Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unsoed Maulana Ihsanul Huda, menyampaikan, bahwa dia dan sejumlah BEM dari Universitas lain se Indonesia mendatangi gedung DPR RI, Kamis (16/05/2024).
“Itu kemarin, bersama BEM SI ketemu komisi X DPR RI,” katanya, Jumat (17/05/2024).
Fenomena kenaikan biaya UKT yang fantastis tidak hanya terjadi di Unsoed saja. Namun kondisi itu juga terjadi di beberapa kampus di Indonesia. Aksi penolakan yang dilakukan oleh mahasiswa Unsoed, sempat menjadi sorotan di banyak media massa dan media sosial.
Akhirnya, isu kenaikan UKT mencuat dan menjadi isu hangat di ranah nasional. Dua kali aksi dan audiensi mahasiswa Unsoed dengan pihak rektorat, menghasilkan pencabutan Peraturan Rektor Nomor 6 Tahun 2024, tentang biaya pendidikan mahasiswa. Kebijakan Unsoed terbaru itu, tertuang dalam Peraturan Rektor Nomor 9 Tahun 2024.
“Tapi hasilnya belum memuaskan, belum menjawab dari tuntutan kami. Contoh, UKT golongan tertinggi di Fakultas Peternakan, hanya turun Rp81 ribu,” katanya.
Mentok negosiasi di tingkat kampus, BEM seluruh Indonesia berinisiasi mengaku ke wakil rakyat di senayan. Selain BEM Unsoed, beberapa di antaranya yang ikut hadir adalah BEM Universitas Mataram, Bengkulu, Universitas Negeri Yogyakarta, dan sebagainya.
Kedatangan mereka ditemui oleh Komisi X DPR RI. Mereka menyampaikan bahwa kenaikan UKT serentak di tanah air sangat memberatkan. Namun, kenaikan di sejumlah Universitas itu pihak kampus berdalih atas dasar Permendikbudristek RI No 2 tahun 2024, tentang standar satuan biaya operasional pendidikan tinggi pada Perguruan tinggi negeri di lingkungan pendidikan Kemendikbudristek.
“Salah satu poinnya, respon dari Komisi X, akan mendesak pencabutan Permendikbudristek RI No 2 tahun 2024. Komisi x akan membentuk panitia kerja (Panja) Pembiayaan Pendidikan, diantaranya untuk merespon mengenai masalah biaya pendidikan tinggi,” katanya.
Ihsan menambahkan, DPR juga menyampaikan bahwa Negara lepas tangan dalam sektor pendidikan tinggi. Hal tersebut dilihat dari pengalokasian APBN untuk pendidikan tinggi yang tidak optimal dan pemberlakuan kebijakan PTN BH.
Diberitakan sebelumnya, karena tak kunjung ditemui oleh pihak kampus, mahasiswa Unsoed terus mendesak masuk ke gedung Rektorat, Senin (29/04/2024). Mereka mencoba menjebol barusan petugas keamanan kampus, yang menghalangi mereka masuk.
Alhasil, massa memecahkan kaca pintu gedung Rektorat. Suasana semakin memanas ketika terjadi bersitegang antara petugas keamanan dengan pada demonstran.
Sejumlah mahasiswa terlihat mengalami luka akibat terkena pecahan kaca. Begitu juga dengan beberapa petugas keamanan. Pada bagian luar, sejumlah mahasiswa juga terlihat diangkut menggunakan tanda, karena hampir pingsan.