SERAYUNEWS – Setiap tanggal 27 Mei, masyarakat, khususnya para penggemar jamu akan memperingati Hari Jamu Nasional. Perayaan ini berawal dari upaya pemerintah untuk mengangkat serta melestarikan budaya jamu sebagai kekayaan nasional.
Ada banyak yang mengartikan istilah Jamu, salah satunya Jamu sebagai gabungan dua kata yaitu ‘Jawa’ dan ‘Ngramu’. Sementara itu, teori lain juga menyebutkan bahwa Jamu berasal dari kata dalam Bahasa Jawa Kuno ‘Djampi’ yang berarti cara penyembuhan menggunakan ramuan herbal.
Adapun artikel ini akan mengupas tentang makna di balik Hari Jamu Nasional dan perkembangan jamu di Indonesia, khususnya di wilayah Kabupaten Cilacap.
Jamu sebenarnya sudah digunakan oleh masyarakat Indonesia sejak zaman dahulu kala. Ramuan herbal berbahan alami ini menjadi salah satu pilihan favorit masyarakat.
Lebih dari sekadar minuman, jamu mengandung berbagai nilai kearifan lokal dan merupakan bukti dari tradisi yang diturunkan antar generasi.
Sehingga, Hari Jamu Nasional merupakan bermakna penting untuk menghargai warisan budaya serta tradisi masyarakat Indonesia, khususnya mereka yang rutin mengonsumsi jamu.
Dengan adanya peringatan ini, maka masyarakat diajak untuk lebih mengenal serta mencintai produk herbal tradisional yang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan.
Perkembangan jamu di tanah air terus berkembang, termasuk di wilayah Kabupaten Cilacap. Salah satu pabrik jamu terbesar di sini adalah PT Tresno Jamu Indonesia.
Dipimpin oleh Mukit Hendrayatno, perusahaan ini menjadi salah satu penggerak utama industri jamu di wilayah tersebut.
PT Tresno Jamu Indonesia kini memiliki kapasitas produksi sekitar 6 juta unit produk, yang telah beredar luas di pasar nasional maupun internasional.
Produk-produk ini dipasarkan baik secara online maupun offline. Sehingga, ini membuat masyarakat semakin mudah menjangkaunya.
Dengan perkembangan industri jamu yang pesat, khususnya di Kabupaten Cilacap, harapannya masyarakat semakin sadar akan manfaat jamu serta lebih memilih produk lokal yang sehat dan alami.
Adapun adanya perusahaan tersebut juga bisa menjadi gambaran bahwa eksistensi jamu di Indonesia masih belum punah.***