SERAYUNEWS– Banjarnegara lagi-lagi terhantam bencana tanah gerak atau longsor. Setelah kemarin Desa Nagasari Pejawaran, tanah gerak kembali terjadi dan menyebabkan 9 rumah rata dengan tanah dan 14 rumah lainnya terancam di Desa Kalitlaga Pagentan Banjarnegara.
Kuat, perangkat desa setempat mengatakan, tanah gerak terasa sekitar pukul 03.30 Wib dini hari pada, Rabu (7/2/2024). Pergerakan tanah menyebabkan 9 rumah roboh dan 14 rumah lagi muncul retakan.
“Lokasi kejadian di di Dusun Sigadung RT 01 RW 01. Warga yang terdampak mengungsi di rumah saudara dan sebagian lagi di gedung TPQ dan ponpes setempat,” katanya.
Akibat kejadian tersebut, mengakibatkan 13 keluarga dengan 42 jiwa mengungsi di tempat yang aman.
Karena hujan deras selama dua hari, kata Kuat, mengakibatkan tanah bergerak dan merusak banyak rumah. Selain itu, ada 26 keluarga lagi yang terdampak juga dan tanah sampai saat ini masih terus bergerak walaupun pelan.
Daryanti, warga yang rumahnya roboh mengatakan, saat kejadian tanah bergerak, cuaca hujan deras. “Rumah saya sudah roboh dan belum sempat menyelamatkan barang-barang berharga,” katanya.
Menurutnya, dia bersama keluarga sangat trauma dan merasa ketakutan karena tanah terus bergerak. Selain itu, dia juga tidak tahu bagaimana akan membangun rumahnya lagi.
“Sementara kami mengungsi di rumah orangtua yang lebih aman. Tapi kalau hujan, kami masih takut dan khawatir,” katanya.
Kepala Desa Kalitlaga, Agus mengatakan, pagi harinya bersama relawan gabungan TNI Polri dan BPBD, serta masyarakat gotong royong melakukan evakuasi barang milik warga yang terdampak. Termasuk melakukan pengecekan pergerakan tanah, serta membantu warga terdampak mengungsi.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Banjarnegara, Andri S mengatakan, pergerakan tanah sebenarnya sudah berlangsung dua hari lalu dan terus dalam pantauan. Namun, karena intensitas hujan yang sangat deras selama beberapa hari menjadikan pergerakan tanah menjadi cukup siginifikan.
“26 keluarga sudah mengungsi dan masyarakat yang terdampak sejak awal sudah evakuasi mandiri,” katanya.
Menurut Andri, BPBD bersama TNI Polri dan relawan masyarakat, terus melakukan pemantauan pergerakan tanah tiap detik hingga jam. Sehingga dapat di ketahui potensi yang kemungkinan akan terjadi, termasuk wilayah terdampak di sekitarnya untuk sementara di kosongkan.
“Kebutuhan dasar warga yang mengungsi sudah di siapkan bersama dengan Dinsos Banjarnegara. Kami akan membentuk pos lapangan di bawah komando kepala desa. Masyarakat sudah sangat paham, sehingga bisa deteksi dini terhadap tanda-tanda alam,” katanya.
BPBD mencatat, sejak Januari hingga saat ini, tercatat ada 27 titik lokasi kejadian tanah gerak se Banjarnegara dengan total mengakibatkan 44 rumah terdampak.