
SERAYUNEWS – Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, mengajak para santri di seluruh Jawa Tengah untuk ikut dalam “jihad lingkungan” dengan menanam pohon dan menjaga kelestarian alam.
Seruan ini dia sampaikan dalam kegiatan penanaman pohon di lahan PT Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Mrica, Desa Bandingan, Kecamatan Bawang, Kabupaten Banjarnegara, Sabtu (25/10/2025).
Gus Yasin menegaskan, peringatan Hari Santri Nasional (HSN) bukan hanya momentum mengenang resolusi jihad KH Hasyim As’ari dalam melawan penjajah. Tetapi juga ajang meneguhkan semangat jihad menjaga bumi dari kerusakan lingkungan.
“Menanam pohon bukan hanya soal penghijauan, tetapi juga bentuk nyata kepedulian terhadap keberlangsungan hidup manusia dan seluruh makhluk. Santri harus menjadi pelopor dalam jihad menyelamatkan bumi,” ujar Gus Yasin di hadapan ribuan santri yang mengikuti kegiatan tersebut.
Menurutnya, aksi tanam pohon merupakan langkah kecil yang memiliki dampak besar terhadap perubahan iklim dan bencana ekologis.
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berkomitmen memperkuat kolaborasi dengan pondok pesantren dalam gerakan penghijauan lintas daerah.
Gus Yasin menyoroti kondisi Waduk Mrica yang kini mengalami sedimentasi parah.
“Kondisi waduk Mrica yang semula ditaksir bisa bertahan hingga 50 tahun, kini baru berusia 30 tahun tetapi sedimentasinya sudah hampir 90 persen. Jadi hanya menyisakan sekitar 10 persen saja,” jelasnya.
Kondisi itu menjadi peringatan penting tentang pentingnya menjaga keseimbangan alam dan ekosistem di kawasan waduk. Terlebih waduk menjadi sumber energi dan irigasi bagi masyarakat Banjarnegara dan sekitarnya.
Senior Manager PT PLN Indonesia Power UBP Mrica, Nazrul Very Andhi, mengatakan kegiatan penanaman pohon ini melibatkan berbagai pihak. Termasuk Wakil Bupati Banjarnegara, pengasuh Pondok Pesantren Tanbihul Ghofiliin, serta ribuan santri.
“Selain untuk pelestarian dan penghijauan, kegiatan ini juga mendorong pelestarian cagar budaya di sekitar Waduk Mrica,” katanya.
Nazrul menambahkan, area penghijauan seluas lebih dari 10 hektare ini nantinya akan menjadi pusat kegiatan edukatif. Seperti tempat manasik haji, kawasan ketahanan pangan, serta area budidaya jagung dan sayuran.
“Penanaman pohon ini bukan hanya untuk saat ini, tapi untuk masa depan agar alam tetap lestari dan memberi manfaat bagi masyarakat sekitar,” tambahnya.