SERAYUNEWS– Berbagai cara dilakukan mengurangi penggunaan pupuk kimia pada tanaman diganti dengan bahan alami yang murah dan mudah. Bahkan dengan rumput di sekitar kita bisa dipergunakan sebagai bahan aktif membantu pertumbuhan tanaman sekaligus penangkal hama.
Adalah Biosaka, sebuah produk alami yang memiliki dua kemampuan tersebut, yakni membantu pertumbuhan dan penangkal berbagai jenis hama jika diaplikasikan dengan baik dan benar.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cilacap Susilan mengatakan, bahwa pihaknya saat ini sedang gencar menyosialisasikan Biosaka ini. Karena selain murah dan mudah, bahkan tanpa biaya atau nol rupiah dapat membuat produk alami yang dinilai cukup mumpuni dan sudah terbukti. Hal ini juga bisa membantu dalam mengatasi kesulitan petani dengan harga pupuk kimia yang terbilang mahal.
“Yang sudah memakai hasilnya tidak kalah dengan menggunakan pupuk lengkap penuh zat kimia. Sudah dicoba di semua jenis tanaman termasuk padi dan sayuran,” ujarnya, Kamis (27/7/2023).
Meski di Cilacap belum semua petani menggunakan Biosaka, namun dengan menghadirkan langsung penggagas Biosaka ke Cilacap diharapkan dapat membuka wawasan petani Cilacap dalam mengurangi penggunaan pupuk kimia.
“Di Cilacap terdapat lahan sekitar 60 ribu hektare dan membutuhkan pupuk yang besar dengan pengaplikasian Biosaka diharap penggunaan pupuk kimia dalam jangka 5 tahun berkurang hingga 50 persen,” imbuhnya.
Sementara itu, Penggagas Biosaka asal Blitar Muhammad Anshar mengatakan, Biosaka dibuat dari dedaunan rumput yang semuanya gratis alias nol rupiah. Caranya hanya menyertakan sikap hati dan pikiran akan menjadi Biosaka yang berkualitas dan tidak bisa diproduksi dengan mesin.
“Artinya Biosaka punya dua fungsi sebagai ketahanan, ketika sudah bertahan otomatis pertumbuhan tanaman akan lebih baik. Kedua rumput punya kemampuan untuk menghasilkan sesuatu bahan kimia yang tidak disukai hama ketika diserang hama, rekonstruksi itu benar- benar auto tanpa menambahkan insektisida,” ujarnya.
Cara membuat Bioksaka cukup mudah, dengan memilih rumput yang tumbuh di lingkungan kita, syaratnya adalah rumput yang terbaik, tetapi akan lebih baik apabila mengambil bahan di lingkungan yang ekstrem, misalnya rumput tumbuh di tembok atau pinggir jalan. Semakin ekstrem tempat ia tumbuh semakin bagus hasil biosakanya.
“Jumlahnya hanya segenggam, minimal 5 jenis atau 10 jenis dan berapapun yang penting segenggam diproses dengan 5 liter air,” ujarnya.
Cara membuatnya yaitu dengan menyediakan sebuah baskom kemudian diisi dengan 5 liter air. Selanjutnya 5 jenis bahan dimasukkan ke dalam air lalu pemrosesan dengan melibatkan hati dan pikiran.
“Caranya satu kali tekan, satu kali aduk melibatkan sikap hati dan pikiran yang baik ini melibatkan yang namanya vibrasi ekspresi genetik bahan kimia yang diproduksi oleh sel yang mengalir ke dalam larutan biosaka,” tambahnya.
Biosaka tidak bisa dibuat dengan mesin, seperti diblender maupun di tumbuk karena larutannya akan beda. Pada umumnya dengan teknik yang benar dengan vibrasi yang baik, biosaka dapat dibuat dalam waktu 20-25 menit, dan langsung bisa digunakan saat itu serta tidak perlu fermentasi.
“Cara menggunakan cukup disemprot, dengan perbandingan 1 hektar cukup 1 tangki ukuran 15 liter, dan 1 tangki cukup 40 mililiter untuk padi dan jagung, untuk sayuran bisa kurang di bawahnya. 1 hektar butuh 1,5 liter biosaka sampai panen, kalau kebanyakan bisa bermasalah tanaman bisa gosong terbakar, petani bisa gagal panen kalau salah aplikasinya,” terangnya.
Sebagai informasi, dalam 1 tahun ini berdasar data Kementerian Pertanian melalui Dirjen Tanaman Pangan, Biosaka berhasil di 500 ribu hektar seluruh Indonesia mulai dari Aceh sampai Papua.