SERAYUNEWS– Prajurit TNI bersama warga masyarakat terus mengebut pekerjaan fisik TMMD Sengkuyung Tahap II, di Dusun Bululawang, Desa Deroduwur, Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Program Kodim 0707/Wonosobo Tahun Anggaran 2023 itu tinggal menyisakan 10 hari kerja.
Bati Wanwil Staf Teritorial Kodim 0707 Wonosobo, Pelda Edy Winarno menyebutkan, TMMD Sengkuyung Tahap II saat ini terus berjalan. Harapannya, saat penutupan yang tinggal 10 hari lagi, semua program dapat tuntas. Masyarakat bersama TNI dan elemen lainnya terus berjibaku menyelesaikan semua pekerjaan.
Saat meninjau lokasi, Pelda Edy Winarno mengatakan saat ini pekerjaan sudah memasuki hari ke 19. Sasaran yang dikerjakan sudah mencapai 80 persen. “Dengan waktu yang tersisa 10 hari harapannya sebelum penutupan semua pekerjaan sudah selesai,” ungkapnya dalam keterangan kepada serayunews.com, Selasa (1/8/2023).
Menurutnya, sisa pekerjaan fisik yang ada tidak menjadi beban. Pihaknya yakin semangat masyarakat yang bekerja begitu banyak, cuaca mendukung akan selesai sebelum acara penutupan. Pihaknya mengapresiasi peran serta dan semangat masyarakat dalam TMMD Sengkuyung kali ini.
Dia mengatakan, salah satu tujuan TMMD, yakni menggugah kembali semangat gotong royong masyarakat. Sebab ini menjadi cerminan persatuan yang telah dicontohkan para pendahulu negeri ini. “Bangsa ini besar bukan karena kekuatan militernya, melainkan dari persatuan dan kesatuan rakyatnya,” jelasnya.
Semangat itu pun yang ingin digugah kembali melalui pelaksanaan TMMD Sengkuyung. “Saat ini pekerjaan terus secara maksimal. Mengerahkan semua komponen masyarakat, mulai dari pengerasan jalan, membuat senderan, RTLH. Semua pengerjaan secara bersama-sama,” ujar Serka Budi Santosa.
Menurut dia, masyarakat dan Kodim terbagi menjadi beberapa kelompok dengan harapan bisa selesai tepat waktu semua. Saat ini terus memaksimalkan pengerjaan. Semua komponen masyarakat seoptimal mungkin terlibat mulai dari organisasi masyarakat (ormas), perlindungan masyarakat (linmas) dan masyarakat umum.
Serka Budi Santosa menyebutkan, hal yang menjadi kendala adalah proses melangsir, memindahkan batu dari tempat penurunan ke tempat pengerjaan. “Ini harus menggunakan bantuan mobil kecil, serta ada tambahan yaitu mengurug tanah setelah pembangunan senderan,” ujarnya.