SERAYUNEWS – Guna menekan angka kematian ibu (AKI), Pemerintah Kabupaten Kebumen melalui Dinas Kesehatan melaunching program Si Jaring Faskes. Ini merupakan akronim dari Kolaborasi Jejaring Fasilitas Kesehatan, untuk penurunan AKI di Kebumen.
Launching program Si Jaring Faskes, berlangsung di halaman Setda Kebumen oleh Bupati Arif Sugiyanto, tenaga kesehatan, dan para kepala puskesmas se-Kabupaten Kebumen, Jumat (3/11/2023).
Melansir pada laman kebumenka-b.go.id, Bupati menyambut baik terobosan dari dinas dalam hal penanganan AKI yang masih tergolong tinggi itu. Dengan program ini, penanganan AKI akan lebih terintegrasi, terukur dan terarah dari atas ke bawah.
“Cara agar bagaimana angka kematian ibu bisa kita tekan, memang perlu ada terobosan. Peran dari dinas itu penting, untuk menawarkan sebuah konsep atau program dalam penyelesaian sebuah masalah. Tentu tidak hanya Dinas Kesehatan, tapi di semua perlu ada inovasi-inovasi baru,” ujar Bupati, di kutip serayunews.com, Sabtu (4/11/2023).
Dalam hal penanganan AKI, menurut bupati, memang perlu ada jejaring yang kuat antar semua stakeholder. Misalnya dalam hal pencegahan, penguatan layanan, dan ketepatan tindakan.
Sementara itu, di tempat yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Kebumen dr. Iwan Danardono mengatakan, program ini di dasari pada upaya membangun Kesehatan di Kebumen, sesuai dengan pokok-pokok pikiran Visi Bupati 2021-2026.
Misi yang pertama ialah mewujudkan Kabupaten Kebumen Semakin Sejahtera, Mandiri, Berakhlak Bersama Rakyat. Kedua, peningkatan aksesibilitas dan kualitas pelayanan pendidikan, kesehatan dan kebutuhan dasar lainnya.
Dengan program ini, penanganan AKI di Kebumen akan semakin kuat dengan adanya kebijakan-kebijakan yang strategis dari Pemerintah Daerah baik melalui keputusan bupati atau peraturan bupati, sehingga program yang di canangkan memiliki payung hukum yang kuat.
Dr Iwan menyebutb angka kematian ibu di Kebumen pada 2022 di tingkat provinsi Jawa Tengah menempati peringkat tiga yaitu dengan angka mencapai 165,2 kelahiran per 100.000 kelahiran hidup atau mencapai 29 kasus. Angka ini melebihi target yaitu 138,12 kelahiran per 100.000 kelahiran hidup atau 27 kasus.***