SERAYUNEWS– Fenomena El Nino memicu dampak serius bagi berbagai sektor di Indonesia. Salah satunya terjadi pencairan Salju Abadi di Pegunungan Cartenz, Papua, yang perkiraannya akan hilang pada tahun 2026 mendatang.
“Gletser atau Salju Abadi mungkin akan hilang sebelum 2026 atau bahkan lebih cepat, dan El Nino dapat mempercepat proses pencairannya,” ungkap Koordinator Penelitian Klimatologi di Puslitbang BMKG Donaldi Permana, dikutip dari The Straits Times, Senin, (28/8/2023).
“Kita kini berada pada posisi untuk mendokumentasikan punahnya Salju Abadi. Setidaknya kita bisa memberi tahu generasi mendatang bahwa kita dulu punya Salju Abadi,” ujar Donaldi menambahkan.
Menurut Donaldi Salju Abadi telah menipis secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir, dari 32m pada tahun 2010 menjadi 8m pada tahun 2021, sementara luas totalnya turun menjadi 0,23 km persegi pada tahun 2022, dari 2,4 km persegi pada tahun 2000.
Tidak banyak yang bisa masyarakat lakukan sebagai pencegahan penyusutan. Sebab, hal itu dapat mengganggu ekosistem regional dan memicu kenaikan permukaan laut global dalam satu dekade.
Puncak Cartenz memiliki Salju Abadi karena suhu rendah di bawah 0 derajat Celsius dengan kandungan uap air cukup tinggi dan terjadi dalam waktu yang lama sehingga salju terakumulasi dan membentuk lapisan es atau gletser.
Selain di Papua, Salju Abadi tropis ada di Andes Amerika Selatan dan pegunungan Kilimanjaro, Gunung Kenya, dan Rwenzory di Afrika.
Perkiraannya, Salju Abadi di Puncak Cartenz sudah mencair sejak revolusi industri sekitar tahun 1850-an. Pencairan puncak Cartenz ini akan menjadi Salju Abadi tropis terakhir di wilayah Pasifik Barat.