SERAYUNEWS– Momen mudik Lebaran dinilai jadi momen yang tepat untuk mempromosikan seni dan budaya lokal. Salah satu strateginya adalah dengan menampilkan di tempat-tempat strategis seperti terminal, stasiun, dan objek wisata.
Setidaknya pada momen mudik Lebaran, tempat-tempat tersebut ramai dikunjungi masyarakat. Sehingga sangat efektif untuk mengenalkan atau mengingatkan akan seni dan budaya lokal.
Ketua Aliansi Peduli Seni Dan Budaya Kabupaten Banyumas (Adidayamas) Kadiat menyampaikan, hal ini penting diterapkan pada tempat-tempat berkumpulnya masyarakat. Seperti obyek wisata, stasiun dan terminal.
“Kita harus jeli memanfaatkan momen. Saat momen lebaran seperti ini, terminal, stasiun, dan tempat wisata perlu menampilkan kesenian dan budaya lokal, sebagai upaya mempromosikan juga,” kata pria yang populer dengan nama Adhi Gondrong tersebut, Rabu (03/04/2024).
Maka dari itu, Adidayamas mengajak kepada pihak terkait, seperti pengelola objek wisata yang dikelola oleh Dinporabudpar dan di bawah pengelolaan BLUD, stasiun kereta api Daop 5 dan terminal Bulu Pitu untuk bersinergi.
Pada tempat-tempat tersebut diharapkan untuk bisa mempromosikan kesenian tradisional Banyumasan. Hal itu bisa dalam bentuk pementasan di lokasinya, selain itu juga perlu ada tambahan voice note speaker dalam bahasa banyumasan bagi para pengunjungnya.
“Selain untuk mempromosikan kesenian lokal dan bahasa lokal banyumasan,” ujarnya.
Adhi menjelaskan, program ini dinilai efektif sebagai langkah untuk nguri nguri kearifan lokal Banyumasan. Selama ini generasi muda sudah semakin menurun minatnya untuk belajar tentang kearifan lokal.
Sekretaris Adidayamas, Kang Yono menambahkan, bahwa program ini akan mampu memberi nilai tambah ekonomi bagi pelaku seni di Kabupaten Banyumas. Selain itu juga mampu mengobati rasa kangen akan kesenian tradisional Banyumasan bagi pemudik saat libur Lebaran.
Hasil pertemuan dengan pihak-pihak terkait, mereka menyambut baik. Dinporabudpar, BLUD, PT. kAI Daop 5 dan Terminal Bus Bulu Pitu, memberi dukungan fasilitasi tempat secara gratis bagi pelaku seni yang akan tampil di lokasinya.
“Namun demikian untuk mementaskan, pelaku seni juga membutuhkan biaya transportasi yang bagi mereka masih merasa memberatkan, karena itu penting kiranya dari pihak lain untuk bersama sama memberikan solusi, baik dalam bentuk donatur atau sponsor, untuk melaksanakannya,” kata dia.
Adapun jenis kesenian yang rencananya akan dipentaskan adalah Lengger Banyumasan, Kuda Lumping/ebeg dan Kenthongan, yang akan berlangsung selama satu pekan yakni di mulai H+1 yaitu tanggal 11 April sampai dengan 17 April 2024.