SERAYUNEWS – Menjelang datangnya bulan suci Ramadan, umat Muslim di Indonesia memiliki berbagai tradisi untuk menyambutnya.
Salah satu tradisi yang masih lestari hingga saat ini adalah nyekar atau ziarah kubur.
Tradisi ini khususnya dilakukan oleh masyarakat Jawa sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur yang telah mendahuluinya.
Tradisi tahunan mengunjungi makam leluhur memiliki makna yang lebih dalam daripada sekadar ritual.
Kegiatan ini menghubungkan ajaran Islam dengan tradisi lokal yang telah diwariskan secara turun-temurun.
Nyekar memiliki makna yang dalam bagi masyarakat Jawa. Kegiatan ini bukan sekadar ritual, tetapi merupakan ungkapan rasa syukur dan penghormatan kepada arwah para leluhur.
Dalam tradisi Jawa, arwah yang telah meninggal masih memiliki keterikatan dengan kehidupan yang dia tinggalkan.
Melalui nyekar, terjalin hubungan batin antara yang masih hidup dan telah meninggal.
Doa-doa di makam harapannya dapat menjadi penyejuk bagi arwah leluhur.
Tradisi nyekar juga mengandung nilai-nilai luhur yang patut dilestarikan. Berikut beberapa nilai penting yang terkandung dalam tradisi ini.
1. Nilai Religius
Nyekar merupakan bentuk pengalaman ajaran agama Islam, yaitu mendoakan sesama Muslim yang telah meninggal dunia.
Kegiatan ini mengingatkan akan kematian dan kehidupan setelahnya, sehingga mendorong untuk meningkatkan amal ibadah.
2. Nilai Kekeluargaan
Nyekar sering kali bersama keluarga besar, sehingga menjadi momen untuk mempererat tali silaturahmi antaranggota keluarga.
Kegiatan ini juga menjadi sarana untuk mengenang dan menghormati leluhur bersama-sama.
3. Nilai Kebersihan dan Kepedulian
Membersihkan makam merupakan bentuk kepedulian terhadap lingkungan dan penghormatan kepada leluhur.
Kegiatan ini mengajarkan pentingnya menjaga kebersihan dan merawat tempat-tempat yang orang anggap sakral.
4. Nilai Penghormatan dan Kenangan
Nyekar adalah wujud penghormatan kepada leluhur yang telah berjasa dalam kehidupan keluarga.
Kegiatan ini menjadi sarana untuk mengenang jasa-jasa mereka dan mendoakan agar mereka ditempatkan di sisi Allah Swt.
Tradisi nyekar biasanya dilakukan pada bulan Ruwah (kalender Jawa) atau Syaban (kalender Hijriah), yaitu sebelum bulan Ramadan.
Pada hari-hari tersebut, makam-makam di Jawa akan dipenuhi oleh peziarah yang datang dari berbagai daerah.
Berikut adalah tahapan pelaksanaan tradisi nyekar.
– Persiapan: Peziarah membawa bunga (seperti bunga mawar, melati, atau kenanga), air, dan perlengkapan kebersihan.
– Membersihkan makam: Peziarah membersihkan makam dari rumput liar, sampah, dan kotoran lainnya.
– Mendoakan arwah: Peziarah kemudian membaca doa-doa untuk arwah leluhur, seperti surat Yasin, tahlil, dan doa-doa lainnya.
Secara umum, ziarah kubur dalam Islam hukumnya adalah sunah. Hal ini berdasarkan pada hadis Nabi Muhammad saw. yang awalnya melarang ziarah kubur, kemudian memperbolehkannya.
“Dulu aku melarang kalian berziarah kubur, maka sekarang berziarahlah, karena itu dapat mengingatkan kalian kepada akhirat.’’ (HR. Muslim)
Namun, para ulama memperbolehkan dan menganjurkan ziarah kubur kapan saja, termasuk menjelang bulan Ramadan.
Tujuan utama nyekar atau ziarah kubur adalah mendoakan ahli kubur dan mengambil pelajaran dari kematian, bukan untuk meminta berkah atau melakukan perbuatan syirik.***