SERAYUNEWS – Monumen Tugu Batu yang berada di pertigaan Grumbul Prompong Desa Kutasari Kecamatan Baturraden, bukan sebatas hiasan semata. Monumen itu, merupakan bukti perjuangan dan sebagai penghormatan terhadap pahlawan bangsa yang gugur melawan Belanda.
Bongkahan hitam bersa berdiameter sekitar 2 meter itu, berbentuk batu bulat tak beraturan. Monumen tersebut, berdiri kokoh di antara Jalan Moch Besar (arah ke selatan) dan jalan Suparto (arah ke timur).
Monumen berlatar Gunung Slamet di sisi utara ini, menyimpan cerita panjang perjuangan para pemuda melawan penjajah.
‘Di pagi cerah dan hening ini. Gunung Slamet megah bagai saksi. Musuh datang merobek kesunyian. Awali hiruk pikuk pertempuran. Akhirnya, Ku relakan jiwa ragaku ini. Kubiarkan darahku membasuh bumi. Kesemuanya untuk tanah pusaka tercinta. Indonesia merdeka. Prompong, 8 Agustus 1947’
Kalimat itu tertuliskan pada Monumen Tugu Batu itu. Kata-kata itu menggambarkan terjadinya pertempuran dahsyat kala itu.
Konon, tugu ini di bangun oleh eks tentara pelajar IMAM (Indonesia Merdeka atau mati) saat mengusir penjajah yang ingin kembali menguasai Indonesia, sekitar tahun 1979.
Pasukan Pelajar IMAM, merupakan gagasan pemuda Soeparto. Pelajar kelas 3 SMP ini, mengumpulkan kawan-kawannya membentuk satu pasukan pelajar bersenjata bersama BKR. Mereka bersantu, untuk mempertahankan kemerdekaan.
“Tidak tahu cerita pastinya, tapi kalau dari cerita orangtua secara turun temurun, itu sebagai tanda bahwa di sekitar situ (Monumen, red) dan pada sisi barat tugu ke utara, itu dulu ada beberapa tentara pelajar yang gugur,” kata warga setempat, Sodikin (70), Jumat (10/11/2023).
Pada tugu tersebut, selain tertuliskan sajak perjuangan, memang ada sejumlah nama yang gugur pada saat pertempuran kala itu. Hal itu juga yang menjadi dasar penamaan Jalan Suparto pada ruas tersebut.
“Suparto itu, dulu termasuk yang memimpin kelompok bersama Mochammad Besar. Karena itu ruas jalan itu sekarang bernama Jalan Suparto dan Jalan Moch Besar,” ujarnya.
Pasukan pemuda itu, bersiap sejak malam hari. Pertempuran pecah pagi hari, nahas mereka kalah dari pasukan penjajah. Sebagai bentuk penghormatan dan untuk mengenang perjuangannya, maka berdirilah Tugu Batu Prompong itu.