SERAYUNEWS– Kementerian Sosial RI melalui Dinsos PPA Kabupaten Banjarnegara dan UPT Sentra Satria Baturraden Banyumas gerak cepat membantu keluarga Edi Khotib. Sebelumnya, serayunews memberitakan tentang kehidupan Edi Khotib dan keluarganya. Keluarga Edi Khotib di Desa Sirukun Kalibening Banjarnegara bisa dikatakan kurang beruntung. Edi sakit-sakitan dan satu anaknya alami gangguan jiwa.
Pada Jumat (16/2/2024), Dinsos PPPA Banjarnegara dan UPT Sentra Satria Baturraden mendatangi rumah Edi Khotib di Desa Sirukun Banjarnegara. Kedua lembaga tersebut membawa sejumlah bantuan sembako untuk keluarga tersebut.
Kepala Dinsos PPPA Banjarnegara, Aditya Satria mengatakan sangat mengapresiasi Kementerian Sosial yang memberikan respons cepat atas permasalahan yang ada di masyarakat. “Kemensos melalui UPT Sentra Satria telah menunjukan bahwa Kemensos benar-benar hadir untuk masyarakat,” katanya.
Menurut Adit, permasalahan sosial seperti yang terjadi pada keluarga Edi Khotib merupakan fenomena dan cukup banyak terjadi di saat-saat sekarang.
Adit berharap, selain pemerintah, masyarakat dapat membangun kepedulian sosial yang lebih kuat agar bisa membantu orang-orang di lingkungannya yang kurang beruntung. “Dinas sosial PPPA Kabupaten Banjarnegara siap hadir untuk membantu. Semua harus peduli bersama-sama,” katanya.
Petugas Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Kalibening, Hanif mengatakan, bantuan dari UPT Sentra Satria Baturraden selain bantuan bahan sembako juga menjemput Marno anak dari Edi Khotib yang mengalami gangguan jiwa. “Setelah memberikan bantuan, Marno langsung dibawa ke panti Baturraden untuk menjalani rehabilitasi dan pengobatan,” katanya.
Sebelumnya Edi Khotib mengaku, dirinya sangat berharap uluran tangan dan bantuan terkait kondisi keluarganya. “Saya sakit dalam sudah menahun ditambah anak pertama saya, Marno menderita gangguan jiwa sejak 2014 lalu dan terpaksa berpisah dengan istri dan anaknya,” katanya.
Edi pun mengatakan bahwa dirinya sering membawa Marno ke Rumah Sakit Banyumas untuk kontrol. Keduanya datang sehari sebelum kontrol dengan angkutan umum. Karena kurangnya pendanaan, Edi pun mengaku sering tidur di ruang tunggu rumah sakit.