SERAYUNEWS – Bobyn Davidson, selebgram asal Purwokerto yang akrab dikenal dengan sebutan Bobyn Kedagar-dagar, ikut melampiaskan emosinya dalam aksi demo di Polres Purbalingga.
Hal ini dipicu oleh keputusan TikTok yang menonaktifkan fitur live untuk sementara waktu. Bagi Bobyn, fitur live TikTok bukan sekadar hiburan, melainkan sumber utama penghasilannya.
Dengan ribuan pengikut setia, ia terbiasa menghabiskan waktu berjam-jam setiap hari untuk siaran langsung. Dari situlah, ia mendapatkan gift digital yang bisa ditukar menjadi uang.
Ketika fitur tersebut dinonaktifkan, Bobyn merasa kehidupannya terguncang. Ia bahkan mengaku kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Aku ampe gak bisa beli makan demi Tuhan,” kata Bobyn Davidson melalui akun pribadinya.
“mba km tau aku dah gapunya uang sepeser pun,” tambahnya di kolom komentar.
Curhatannya itu membuat sebagian pengikut merasa iba, namun tak sedikit pula yang menilai keluhannya terlalu berlebihan.
Warganet beranggapan seorang kreator seharusnya memiliki cara lain untuk bertahan, tidak hanya mengandalkan satu fitur aplikasi.
Dalam aksinya, Bobyn terlihat mengenakan hoodie putih dan celana hijau. Ia meluapkan emosinya dengan cara menaiki pagar Polres Purbalingga yang saat itu dijaga ketat aparat kepolisian.
Emosinya sempat tak terkendali hingga harus ditenangkan oleh mahasiswa dan peserta demo lainnya agar tidak menimbulkan kericuhan. Meski demikian, tindakannya itu tetap terekam dan viral di media sosial.
Video unggahan Bobyn menuai pro dan kontra. Bahkan, ada warganet yang menyebut dirinya sebagai provokator.
“Omset penjualan di Indonesia menurun, ditambah lagi live TikTok gabisa… makin menurun. Gimana +62 mau maju, rakyat butuh biaya hidup, akses jualan ditutup negara,” tulis akun TikTok bernama @Masndut_official.
Namun ada juga komentar yang bernada sinis terhadap aksinya.
“Pas direkam begini, di belakang kamera nunduk,” ujar akun @tikt7985.
“Arep demo DPR yan ng Gedung DPR udu nang polres,” tulis komentar lainnya.
Kasus Bobyn menjadi cermin fenomena baru di kalangan anak muda. Banyak dari mereka yang menggantungkan hidup pada platform digital. Saat akses itu dibatasi, keresahan langsung muncul.
Pakar komunikasi digital menyebut, seharusnya para kreator mulai memikirkan diversifikasi konten dan sumber pendapatan.
Misalnya, dengan membuka kanal lain atau berjualan lintas platform. Dengan begitu, mereka tidak mudah terguncang jika satu aplikasi tiba-tiba menutup fiturnya.
Hingga kini, Bobyn belum memberikan klarifikasi lebih lanjut mengenai tindakannya di depan Polres. Namun unggahannya masih viral dan menjadi perbincangan hangat.
Sebagian pengikut tetap memberikan dukungan moral, berharap ia bisa menemukan jalan keluar lain.
Untuk diketahui, sebelumnya TikTok memang sempat mematikan fitur live sehingga memicu keresahan banyak kreator, termasuk Bobyn Davidson.
Namun, sejak 2 September lalu fitur tersebut sudah kembali bisa digunakan. Hal ini memberi harapan baru bagi para kreator untuk kembali beraktivitas dan melanjutkan rutinitas siaran langsung mereka.