SERAYUNEWS- Sebanyak 1.562 pekerja dan warga di Kawasan Industri Modern Cikande, Kabupaten Serang, Banten, menjalani pemeriksaan kesehatan setelah ditemukannya paparan radioaktif Cesium-137 (Cs-137).
Kasus ini langsung menyita perhatian publik karena menyangkut kesehatan, lingkungan, hingga perdagangan ekspor Indonesia.
Melansir berbagai sumber, berikut kami sajikan ulasan lengkap mengenai viral Radioaktif Cesium-137 di Cikande Banten: berikut fakta, bahaya, dan kronologi lengkapnya:
Cesium pertama kali ditemukan pada 1860 oleh ilmuwan Jerman, Robert Bunsen dan Gustav Kirchoff.
Namanya berasal dari bahasa Latin caesius yang berarti “biru langit” karena spektrum warnanya yang khas.
Namun, temuan di Cikande bukan cesium stabil, melainkan isotop radioaktif Cesium-137.
Isotop ini terbentuk dari reaksi nuklir, misalnya saat ledakan bom atom atau kecelakaan reaktor nuklir seperti di Chernobyl dan Fukushima.
Bahaya paparan Cs-137:
1. Memancarkan radiasi beta dan gamma.
2. Bisa menyebabkan luka bakar radiasi, penyakit radiasi akut, hingga kanker.
3. Jika masuk ke tubuh melalui makanan atau udara, Cs-137 menumpuk di jaringan lunak seperti otot dan terus memancarkan radiasi dari dalam.
Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, menetapkan Kawasan Industri Modern Cikande sebagai “kejadian khusus cemaran radiasi” sejak 30 September 2025.
Pengawasan ketat dilakukan:
1. Brimob, Bapeten, BRIN, dan Kementerian LH berjaga di pintu masuk kawasan.
2. Semua kendaraan diperiksa menggunakan Radiation Portal Monitoring (RPM).
3. Kendaraan atau barang yang terindikasi terpapar Cs-137 wajib didekontaminasi sebelum keluar area.
Hingga kini, tim khusus menemukan 10 titik cemaran Cesium-137 dengan tingkat paparan berbeda. Baru dua titik yang berhasil didekontaminasi sepenuhnya.
Kasus ini bermula pada Agustus 2025 ketika Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) menolak masuknya kontainer udang vaname asal Indonesia.
Hasil uji menunjukkan adanya kandungan Cs-137 pada produk yang diproses oleh PT Bahari Makmur Sejati (BMS Foods).
Sebanyak 387 kontainer dengan total 5.595 ton udang vaname ditarik kembali ke Indonesia untuk pemeriksaan ulang.
Pemerintah Indonesia kemudian menelusuri sumber kontaminasi hingga menemukan dugaan kuat bahwa limbah industri logam dan scrap besi di Cikande menjadi penyebab utama.
1. Tim gabungan Bapeten, BRIN, dan Kementerian LH meneliti sumber paparan.
2. Material terkontaminasi dipindahkan ke gudang PT Peter Metal Technology (PMT).
3. Dekontaminasi bertahap dilakukan agar radiasi tidak menyebar lebih luas.
Menteri Koordinator Bidang Pangan sekaligus Ketua Satgas, Zulkifli Hasan, mengungkapkan setidaknya 15 pemilik lapak besi bekas diperiksa terkait dugaan keterlibatan dalam peredaran scrap logam yang mengandung Cs-137.
Paparan radiasi dalam dosis tinggi dapat menimbulkan efek serius:
1. Jangka pendek: luka bakar, mual, muntah, hingga penyakit radiasi akut.
2. Jangka panjang: kerusakan sel, gangguan organ, dan peningkatan risiko kanker.
Masyarakat di sekitar kawasan industri kini menjalani pemeriksaan kesehatan untuk mendeteksi kemungkinan paparan sejak dini.
Kasus radioaktif Cesium-137 di Cikande Banten menjadi peringatan penting soal pengelolaan limbah industri.
Selain membahayakan kesehatan, insiden ini berdampak besar pada citra ekspor Indonesia di pasar global.
Pemerintah memastikan proses dekontaminasi dan pengawasan ketat terus dilakukan agar paparan Cs-137 tidak meluas ke lingkungan maupun rantai pasok pangan.