SERAYUNEWS – Pemkab Banyumas berkomitmen untuk terus meningkatkan pelayanan bidang kesehatan, di antaranya adalah sarana dan prasarana di Puskesmas.
Wabup Lintarti menyampaikan, melalui program kesling Plus, bukan sekadar program pembangunan fisik, tetapi mencakup pelatihan SDM, penilaian risiko, hingga advokasi lintas sektor.
“Tujuan akhirnya adalah layanan kesehatan primer yang lebih aman, tangguh, dan inklusif bagi semua kalangan, termasuk ibu hamil, anak-anak, penyandang disabilitas, hingga masyarakat miskin,” kata Lintarti, Kamis (24/07/2025).
Untuk mewujudkan hal tersebut maka dibutuhkan komitmen dukungan lintas sektor untuk memperkuat perbaikan fasilitas kesehatan (faskes) primer di Banyumas.
Lintarti berharap semua pihak baik dari pemerintah daerah, sektor swasta, hingga masyarakat, bersinergi dalam upaya ini.
“Puskesmas yang sehat dan bersih adalah pondasi kesehatan masyarakat kita. Saya mengajak seluruh stakeholder untuk bersama-sama memastikan rencana perbaikan Kesling ini berjalan efektif dan berkelanjutan,” kata dia.
Lebih lanjut dia sampaikan, pandemi COVID-19 telah membuka mata semua pihak tentang pentingnya sarana air bersih, sanitasi, dan kebersihan di fasilitas layanan kesehatan, khususnya puskesmas sebagai garda terdepan.
“Data Kemenkes 2020 menyebutkan masih ada 9,59% puskesmas di Jateng yang belum punya akses air bersih, 12,33% sanitasi terbatas, dan lebih dari 35% belum mengelola limbah medis dengan baik. Di Banyumas sendiri, data asesmen Kesling Plus menjadi bukti bahwa kita harus segera bergerak memperbaiki kondisi ini,” kata Lintarti.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan, dr. Widyana, menjelaskan bahwa program Kesling Plus, hasil kerja sama Dinas Kesehatan Banyumas dengan UNICEF dan Yayasan Inovasi Pembangunan Hijau.
Kesling Plus sendiri merupakan penguatan dari pendekatan WASHFIT yang bertujuan memperkuat pencegahan infeksi dan resistensi antimikroba melalui peningkatan sarana air, sanitasi, limbah, kebersihan lingkungan, energi, dan manajemen di puskesmas.
“Kesling Plus telah berjalan sejak Mei lalu dan akan berlanjut hingga Desember 2025, dengan target di 40 puskesmas. Berbagai kegiatan telah dilakukan, mulai dari workshop tingkat provinsi, orientasi tingkat kabupaten, pembentukan tim Kesling Plus di masing-masing puskesmas, hingga asesmen fasilitas dengan tool Kesling,” kata Widyana.
Hasil asesmen di 40 puskesmas menunjukkan masih adanya beberapa tantangan di tujuh komponen utama Kesling Plus. Di antaranya masih ada puskesmas yang masuk dalam risiko sedang hingga tinggi pada aspek air, sanitasi, limbah, higiene, kebersihan, energi, dan manajemen.
Untuk itu, telah disusun rencana perbaikan, seperti penyediaan sumur gali dan pompa air, toilet sensitif gender dan disabilitas, penyedotan septic tank berkala, pemilahan limbah melalui bank sampah, penyediaan fasilitas cuci tangan di semua area layanan, laundry air panas, serta peningkatan kapasitas personel kebersihan dan manajemen PPI.
Widyana menambahkan, upaya ini juga mendorong kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk Perumda Air Minum Tirta Satria, Dinas Perkim, DLH, serta mitra pembangunan seperti UNICEF dan IP Hijau.