SERAYUNEWS-Berbagai antisipasi dilakukan menjelang liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru) di Kabupaten Purbalingga. Termasuk diantaranya waspada terhadap cuaca ekstrem dan bencana hidrometeorologi yang bisa saja terjadi.
Ketua Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Purbalingga Prayitno, Jumat (20/12) mengatakan pihaknya menyiapkan tim siaga untuk mengantisipasi kondisi tersebut. Selain itu pemetaan wilayah rawan bencana alam juga dilaksanakan. “Kami juga memasang alat deteksi tanah bergerak di sejumlah wilayah yang rawan bencana alam tersebut,” ujarnya.
Sementara itu saat rapat koordinasi kesiapsiagaan menyambut perayaan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru) bersama unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan Lintas Sektoral, di ruang rapat Ardi Lawet, Kamis (19/12/2024), Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra Sekda Purbalingga Suroto menekankan pentingnya persiapan matang dalam menghadapi beberapa tantangan yang mungkin timbul selama perayaan Nataru.
Di antaranya, pergerakan masyarakat yang lebih tinggi dari hari-hari biasa, peningkatan kebutuhan pokok masyarakat (kepokmas) dan pasokan energi, kewaspadaan potensi bencana hidrometeorologi, serta kondusivitas wilayah.
“Untuk menjaga stabilitas harga kepokmas, akan dilaksanakan Gerakan Pangan Murah Mobile di bulan Desember dengan lokasi dekat pabrik dan secara berkala dilakukan pengawasan stok, harga, dan distribusi pangan jelang Natal,” jelasnya.
Kabag Ops Polres Purbalingga Kompol Tri Arjo Irianto menyampaikan bahwa pihaknya akan mengerahkan personel di titik-titik strategis untuk memastikan keamanan dan ketertiban. “Kami juga akan bersinergi dengan TNI dan masyarakat untuk menjaga situasi kondusif,” katanya.
Terkait peningkatan arus lalu lintas, Tri Arjo menyampaikan akan ada pengalihan arus lalu lintas melalui Purbalingga dari Tol Pemalang. Konsekuensi dari hal ini, perlu ada kesiapan untuk melakukan pengamanan.
“Untuk pengamanan Nataru secara umum, Polres Purbalingga melakukan penempatan Pos Pam di gereja, di jalur rawan laka dan kemacetan lalin, objek wisata, penempatan pos pantau strong poin di jalur kepadatan lalu lintas (7 titik, red) termasuk meningkatkan cipta kondisi jelang Nataru untuk mencegah gangguan kamtibmas,” imbuhnya.