SERAYUNEWS – Dalam Islam, manusia adalah makhluk yang paling sempurna dan mulia di sisi Allah SWT. Lalu, bagaimana gambaran sifat manusia dalam Al-Quran?
Manusia mendapatkan keistimewaan yang tidak makhluk lain miliki, yaitu akal budi. Dengan akal budi, manusia menjadi mampu berfikir dan bertindak untuk melakukan sesuatu yang Allah ridhoi.
Hal itu tentu bukan berarti manusia tidak pernah melakukan kesalahan. Berikut ini adalah sifat manusia yang terkandung dalam firman Allah SWT.
Allah hendak memberikan keringanan kepadamu dan manusia dijadikan bersifat lemah (Q.S. Annisa; 28).
Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah” (Q.S Al-Infithar : 6).
Bermegah-megahan telah melalaikan kamu (Q.S At-takatsur: 1).
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (Q.S Al-Baqarah 155).
Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin , siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah , hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati (Q.S Al Baqarah: 62).
Dan manusia mendoa untuk kejahatan sebagaimana ia mendoa untuk kebaikan. Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa. (Al-Isra’ 11).
Dia telah menciptakan manusia dari mani, tiba-tiba ia menjadi pembantah yang nyata. (Q.S. an-Nahl 4).
Dan apabila manusia dalam bahaya dia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu daripadanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan. (Q.S Yunus : 12).
Dan apabila manusia itu ditimpa kemudharatan, dia memohon (pertolongan) kepada Tuhannya dengan kembali kepada-Nya; kemudian apabila Tuhan memberikan nikmat-Nya kepadanya lupalah dia akan kemudharatan yang pernah dia berdoa (kepada Allah) untuk (menghilangkannya) sebelum itu, dan dia mengada-adakan sekutu-sekutu bagi Allah untuk menyesatkan (manusia) dari jalanNya. Katakanlah: “Bersenang-senanglah dengan kekafiranmu itu sementara waktu; sesungguhnya kamu termasuk penghuni neraka. (Q.S Az-Zumar : 8 ).
Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah (Q.S Al Ma’arij : 20).
Selanjutnya, sebagaimana dalam Q.S Al-Fushshilat : 20 yakni Manusia tidak jemu memohon kebaikan, dan jika mereka ditimpa malapetaka dia menjadi putus asa lagi putus harapan.
Demikianlah informasi tentang sifat manusia dalam Al-Quran. Semoga bisa menjadi introspeksi diri dan bisa menjadi insan yang Allah cintai. ***