SERAYUNEWS– Sundep tentu sangat tidak asing bagi petani. Sundep bahkan menjadi musuh yang nyata bagi tanaman padi dan sangat mengganggu tanaman. Sundep dengan nama latin Scirpophaga innotata merupakan serangga yang biasanya menyerang bagian batang padi pada fase pertumbuhan awal (vegetatif).
Berdasarkan data pada Dinas Pertanian, Perikanan dan Ketahanan Pangan (Distankan) Kabupaten Banjarnegara, terdapat 13 hektar tanaman padi diserang hama sundep. Serangan tersebut berada di 7 kecamatan yaitu Kecamatan Purwareja Klampok 1 hektar, Banjarnegara 1 hektar, Sigaluh 2 hektar. Lalu, Madukara 1 hektar, Wanadadi 5 hektar, Punggelan 1 hektar, dan Pagentan 2 hektar.
Kepala Distankan Banjarnegara, Firman Sapta Ady melalui Kortikab POPT Banjarnegara, Udin Priyatno memberikan penjelasannya. Dia mengatakan, data pada 15 Februari 2024, di Banjarnegara terdapat luasan lahan yang ditanami padi sebanyak 8.525 hektar. Saat ini hanya 13 hektar yang terkena hama penggerak batang padi atau sundep.
“Serangan sundep pada batang padi dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan tanaman. Pada akhirnya dapat mengakibatkan penurunan produksi padi. Jika serangan cukup parah, tanaman padi bahkan bisa mati sebelum mencapai masa panen,” katanya, Selasa (20/2/2024).
Akibatnya, kata Udin, luka yang disebabkan oleh serangan sundep dapat menjadi pintu masuk bagi penyakit-penyakit lain seperti jamur atau bakteri. Hal ini dapat memperparah kondisi tanaman padi dan mengakibatkan kerugian yang lebih besar. Selain itu, serangan sundep dapat mempengaruhi kualitas hasil panen.
“Batang yang rusak atau terinfeksi dapat mengakibatkan penurunan kualitas gabah. Seperti berkurangnya bobot gabah atau kehilangan nilai nutrisi,” katanya.
Menurut Udin, untuk mencegah sundep, yaitu memilih varietas padi yang memiliki ketahanan terhadap serangan hama sundep. Lalu, melakukan pemantauan rutin terhadap tanaman padi untuk mendeteksi adanya tanda-tanda serangan sundep secara dini. Mengatur jarak tanam antara tanaman padi karena dapat mengurangi risiko penyebaran hama sundep.
“Tanaman yang ditanam terlalu rapat cenderung memberikan lingkungan yang lebih lembap dan hangat, yang dapat meningkatkan potensi serangan hama. Penggunaan pestisida nabati atau bahan alami lainnya yang ramah lingkungan dapat menjadi alternatif untuk mengendalikan hama sundep secara preventif,” katanya.
Selain obat tersebut, beberapa bahan alami yang dapat digunakan sebagai pestisida nabati antara lain ekstrak neem, ekstrak bawang putih, atau ekstrak daun pepaya. Selain itu, juga membuat perangkap sundep atau alat penangkap hama di sekitar area pertanaman karena dapat membantu mengurangi populasi hama sundep. “Perangkap ini dapat menarik hama sundep untuk masuk dan terjebak, mengurangi jumlah hama yang bersirkulasi di sekitar tanaman,” katanya.