SERAYUNEWS-Persoalan Anak Tidak Sekolah (ATS) di Kabupaten Banjarnegara masih tergolong tinggi. Untuk itu pada tahun 2024 ini, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara segera pelakukan penanganan masalah ATS di lima desa tahun 2024.
Lima desa yang akan menjadi lokus penanganan ATS tahun 2024 ini di antaranya Desa Petir, Desa Mertasari, Desa Pucungbedug (Kecamatan Purwanegara), Desa Kebanaran Kecamatan Mandiraja, dan Desa Bandingan Kecamatan Rakit. Lima desa tersebut sudah disampaikan pada tim advokasi penanganan anak tidak sekolah Provinsi Jawa Tengah (Jateng).
Tim advokasi penganganan ATS Jateng Tubagus Ari Rukmantara bersama dengan kepala Perwakilan UNICEF Jawa Bali, L Manik Mustikohendro, Pusdatin Kemendibudristek RI, Yudantara Bayu, dan utusan dari Bappeda Jateng juga telah mendatangi lokasi di Banjarnegara.
Pj Bupati Banjarnegara Tri Harso Widirahmanto mengatakan, program penanganan ATS ini merupakan hasil kerjasama Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan Dana anak perserikatan bangsa-bangsa UNICEF. Program itu sebagai bagian dari upaya pemerintah kabupaten dalam mengembalikan anak putus sekolah kembali ke sekolah.
“Ada lima desa di Banjarnegara yang terpilih sebagai Lokus Replikasi dalam upaya penanganan ATS bersama dengan 15 kabupaten/kota di Jateng. Semoga ini bisa menjadi pemicu semangat, dan motivasi bagi seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dalam melaksanakan program-program pemerintah, khususnya pada bidang pendidikan,” katanya.
Menurutnya, nantinya tim advokasi UNICEF ini akan berupaya melakukan penanganan ATS, sehingga angka ATS menjadi lebih rendah, ATS juga nantinya akan lebih terarah dan sistematis untuk kemudian dapat direplikasikan di desa lainya di Kabupaten Banjarnegara.
“Kami bersama dengan seluruh stakeholder di Kabupaten Banjarnegara siap mendukung dan menyukseskan upaya-upaya stertegis dalam penanganan ATS di Kabupaten Banjarnegara,” ujarnya.
Kepala Baperlitbang Kabupaten Banjarnegara Yusuf Agung Prabowo mengatakan, berdasarkan data dari pusat data dan informasi Kemendikbudristek RI, Pencatatan Sipil dan sumber lainnya menyebutkan bahwa ada sekitar 15.647 anak ATS di Banjarnegara. Jumlah tersebut terbagai dalam data yang belum pernah belajar 4.987, Drop Out (DO) 3.051 anak, dan lulus tetapi tidak melanjutkan sebanyak 7.611 anak. “Data ini nantinya akan dilakukan verifikasi dan validasi oleh operator pendataan desa,” katanya.
Selama ini, Kabupaten Banjarnegara telah melakukan berbagai upaya dalam penanganan ATS, bahkan untuk memastikan data tersebut, sudah dilakukan vereifikasi dan validasi data anak tidak sekolah. Kemudian, penyusunan dokumen penanganan ATS Kabupaten Banjarnegara hingga akhirnya menetapkan ada lima desa yang menjadi pusat perhatian dalam masalah ATS di Banjarnegara.
“Banyak sebabnya, mulai dari bekerja untuk membantu orang tua, faktor ekonomi keluarga, jarak tempuh ke jenjang pendidikan yang jauh, malas untuk sekolah, hingga merantau ke luar daerah,” katanya.