SERAYUNEWS – Apabila Anda tidak mengelola jejak digital dengan baik, bisa menjadi bumerang di kemudian hari. Ini dapat menimbulkan sejumlah bahaya.
Menariknya, ada sejumlah tips mengelola jejak digital yang dapat Anda lakukan dengan mudah. Jadi, Anda bisa terhindar dari bahaya yang hadir di luar sana.
Kabar baiknya, redaksi akan menyajikan tips mengelola jejak digital. Apabila Anda membutuhkan informasi tersebut, simak sampai akhir, ya.
Melansir dari niagahoster.co.id, terdapat sejumlah kegunaan jejak digital yang kerap dilakukan. Apa saja? Yuk, simak informasi berikut ini.
1. Personalized Marketing
Siapa sangka, rupanya jejak digital kerap digunakan untuk menerapkan strategi personalized marketing, yakni upaya untuk memberikan konten pemasaran.
Binasanya, personalized marketing disesuaikan dengan target konsumen. Nah, untuk melakukan ini harus pakai cookies, yakni file yang disimpan di perangkat setelah mengunjungi website.
Nantinya, digital marketer bisa mendapatkan informasi personal melalui cookies seperti umur, jenis, kelamin, kesukaan, dan lain sebagainya.
2. Background Checking
Selain untuk keperluan pemasaran, rupanya jejak digital juga kerap digunakan untuk background checking. Pasalnya, hampir 70 persen recruiter mengecek media sosial untuk screening kandidat.
Biasanya, mereka bakal memeriksa aktivitas online dan perilaku Anda melalui media sosial seperti Linkdln, Twitter, dan lain sebagainya.
3. Bukti Digital Cyber Crime
Terakhir, jejak digital juga kerap digunakan untuk tahap pembuktian kasus cyber crime. Nah, untuk mengumpulkan dan menganalisis pelaku, pakai metode digital forensik.
Nah, untuk mengatasi hal tersebut, Anda bisa menggunakan bantuan berbagai aplikasi analisis, seperti Encase, Access Data FTK, Belkasoft, Autopsy, dan lainnya.
Agar bisa terhindar dari bahaya jejak digital, Anda bisa mengelolanya dengan mudah. Melansir dari niagahoster.co.id, berikut informasinya.
Pertama, Anda bisa mengelola jejak digital dengan menggunakan fitur incognito. Pasalnya, melalui fitur tersebut, browser tidak bisa merekam halaman yang Anda kunjungi.
Tidak hanya itu, saat menggunakan fitur tersebut, browser pun tidak bisa membaca keyword yang Anda gunakan di mesin pencari.
Selanjutnya, Anda juga dapat mengelola jejak digital dengan menggunakan VPN, yakni layanan koneksi yang dapat menjadi tameng ketika berselancar di internet.
Nah, saat Anda menggunakan VPN, pertukaran data saat mengakses website pun bakal di sembunyikan. Jadi, jejak digital Anda tidak terdeteksi.
Terakhir, jangan sampai tidak sembarangan membagikan data pribadi. Pasalnya, para penipu bakal menyalahgunakan hal itu. Naasnya, mereka bisa saja mengatasnamakan Anda.
Oleh karena itu, Anda harus hati-hati saat memberikan data pribadi. Anda pun bisa memikirkan ulang sebelum mengunggah konten tersebut.
Demikian tips mengelola jejak digital yang dapat Anda lakukan dengan mudah. Semoga informasi ini bermanfaat. Selamat mencoba.*** (Umi Uswatun Hasanah)